Mohon tunggu...
Machon Joko
Machon Joko Mohon Tunggu... -

Tak ingin menyesal dan takkan putus asa selagi akal ini masih berfungsi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mamah Jahat dan Papah baik?

9 November 2015   12:38 Diperbarui: 9 November 2015   12:56 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin banyak diantara para orang tua yang mengeluhkan anak-anaknya tidak bisa akrap dengannya yang di karenakan kesibukan orang tua tersebut, terutamanya bagi kaum bapak yang sudah pasti berkewajiban mencari nafkah untuk keluarga mereka.  

Salah satunya adalah teman kerjaku yang mengeluhkan prilaku kedua anaknya. setiapkali ia pulang kerja, kedua anaknya seringkali menjauhinya seakan tak mengenalinya sebagai seorang ayah kandung mereka.

"Aku harus bagaimana ya mas?"

Tampak kesidahan ketika temanku itu mengutarakan kebingungannya padaku.

"Bagaimana dengan anak-anakmu mas, apakah mereka juga melakukan hal yang sama seperti anakku?"

sangat wajar tamanku bertanya demikian padaku, aku memahami kesedihannya sebagai sesama ayah. Dan kucoba jelaskan jika di setiap keadaan dan linkungan itu membedakan pola pikir juga prilaku anak.

Aku adalah pekerja perantauan, yang tidak pasti waktu kapan akan pergi dan kapan akan kembali. 90% lebih waktuku berada diperantauan dan sisanya sudah pasti untuk keluargaku, istri dan anak-anakku.

Sesalku ketika tak bisa menemani istriku disaat melahirkan untuk pertama kalinya, bahkan akupun tak bisa mendengar tangisan pertama dari anak keduaku yang lahir dua bulan lebih awal dari perkiraan dokter.

Semua anakku belum pernah melihatku, namun mereka langsung memelukku ketika pertama kali kami bertemu dan "papah.. papah.."  terus saja mereka memanggilku.. dan aku bersukur untuk itu.

Kedekatan anak-anak denganku tidak lepas dari kecerdikan mamahnya yang senantiasa menjadikan aku selalu ada di pikiran anak-anakku. Ya.. dialah istriku dengan ketegasannya yang selalu rela berperan antagonis didepan anak-anaknya, tidak bosan memarahi ketika anak-anaknya melakukan kesalahan, tidak menuruti keinginan anak-anaknya ketika ingin mainan ataupun bermain yang berlebihan. Hingga menjadikan aku sebagai seorang ayah yang selalu terkesan baik di pikiran anak-anaku, yang selallu menjadi tempat curhat anak-anakku tentang keluhnya "pah..mamah jahat".

Sempat kutanyakan kepada istriku, "apa mamah tidak takut jika nanti anak-anak beneran membenci mamah?".

Dengan PD nya pula istriku menjawab,

 "nggak lah.. papah tuh perlu bersukur punya istri sepertiku, mereka akan tetap mencariku, membutuhkanku karena aku yang selalu bersama mereka. Coba bayangkan, seandainya papah tuh sudah jarang didekat mereka terus papah suka marahi mereka pula, apa jadinya coba? Mereka akan membenci papah bahkan mungkin akan selamanya membenci, memang papah mahu seperti itu, di benci anak-anak?, nggak kan?, jadi biarkan mamah aja yang memarahi mereka, toh mereka takkan sanggup lama-lama membenciku, karena aku kan mamahnya yang paling cantik yang selalu ada di dekat mereka. iya toh..?"

Ya..memang ku akui kamu adalah istriku yang paling cantik dan paling sempurna karena kamulah satu-satunya istriku..dan aku sangat bersukur bisa menua bersama istriku tercinta.

Jadi alangkah baiknya jika setiap penjaga anak (tak perduli ibu kandung, ibu tiri maupun pengasuh pribadi) selalu belajar berwawasan, hingga mampu bersikap tegas pada yang di asuhnya, di selingi cerita baik tentang orang tua anak yang gigih bekerja untuk mereka, dan sang anak pasti akan bercerita pada orang tuanya di saat kembali bekerja mahupun lewat telfon tentang jahatnya penjaga mereka,

tinggal sang orang tua tersebut menjelaskan bahwa ketegasan penjaga mereka itu bukanlah jahat namun untuk kebaikan mereka sendiri,karena sang penjaga sayang pada mereka. Begitu setiap harinya sang orang tua akan selalu di rindui kehadirannya untuk anak-anak mereka.

Terimakasih mamah cantik...i love you fullllll!!!!!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun