Tepat tengah malam, sapi-sapi yang lepas kian banyak. Seperti telah kerasukan iblis, mereka menyeruduk seluruh warga dan tak memberi kesempatan kepada mereka untuk mendengarkan lagi keriuhan petasan dan semilir angin yang menerbangkan gema suara takbir yang diiringi berbagai tabuhan. Sementara dari jalan yang menurun dari arah barat. Tak ada tanda-tanda kedatangan mantri sapi yang dijanjikan kepala desa.Yang datang dari barat justru awan tebal nan pekat. Tapi hujan tak juga turun di desa itu, sehingga darah-darah yang mengucur pada luka penuh belur para warga yang diseruduk sapi-sapi gila tidak tersapu dari jalan-jalan dan pekarangan.
###Â
Di pagi buta, di akhir Ramadhan yang hening, tidak ada gema takbir yang menumpang aliran deras sungai yang mengalir ke utara. Tak ada suara-suara tabuhan dan keriuhan petasan. Yang ada, hanyalah mobil dan tiga jasad yang mengambang di sungai yang permukaannnya penuh potongan-potongan kayu yang bercecer dari jembatan yang runtuh.
Di akhir Ramadhan yang hening yang pagi harinya bermandikan cahaya matahari selipat selaput dan kabut tipis yang tertutup gerimis riwis dan bau darah amis, tak ada apapun yang bisa diceritakan. Tak ada kisah yang dibawa terbang oleh bangau-bangau yang setiap hari biasa menceracau pada akar-akar bakau. Tak ada kabar yang menumpang pada semilir angin dan deras aliran air. Yang ada hanyalah …