Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Teana - Yareakh (Part 39)

24 Juni 2019   15:07 Diperbarui: 24 Juni 2019   15:24 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

     Ia bergegas masuk kedalam menuju altar. Namun tiba-tiba kedatangannya diketahui oleh pendeta kuil. Tiga orang pendeta kuil menghadang langkah mereka berdua.

"Tunggu, seenaknya saja kalian masuk tanpa izin dari kami. Mau apa kalian?" teriak salah seorang pendeta dengan lidah menjulur-julur keluar mengeluarkan suara desisan.

"Sudah jelas, mereka menginginkan patung itu." ucap pendeta lainnya sambil melirik kearah Patung Dewa Dhushara.

     Teana dan Galata hanya diam. Mereka menatap ketiga pendeta itu sambil sesekali mengarahkan pandangan mereka didalam area kuil. Membaca keadaan untuk menyiapkan langkah yang akan mereka ambil.

     Setelah beberapa detik, mereka berdua melakukan sebuah gerakan cepat. Teana dan Galata mengambil sisi kiri dan sisi kanan dinding gua. Dengan menendangkan kaki mereka ke dinding gua sambil melakukan gerakan melompat, mereka menyabetkan Ebra milik mereka ke tubuh para pendeta itu. Karena gerakan yang begitu cepat, para pendeta kuil tidak mampu menghindar. Mereka bertiga tewas di tangan Teana dan Galata. Mereka tewas oleh sabetan jambia milik Teana. Roh mereka hancur.

"Ayo segera kita ambil patung itu dan pergi dari sini." ucap Teana.

     Akhirnya mereka berhasil membawa Patung Dewa Dhushara. Teana membungkus patung itu dengan kain putih miliknya.

"Maafkan kami Dewa, tidak seharusnya engkau berada dibawah kaki Bangsa Bawah. Alangkah berdosanya kami membiarkanmu dihina oleh mereka. Maafkan kami Dewa." ucap Teana sambil mencium patung itu.

     Ketika hendak melangkah keluar kuil, tiba-tiba seorang pendeta mengetahui keberadaan mereka. Pendeta itu dikawal oleh dua orang prajurit kerajaan. Mereka berdiri didepan pintu masuk kuil.

"Siapa kalian? Apa yang kalian lakukan dengan patung itu? Kembalikan patung itu atau aku terpaksa menghabisi kalian!" teriak pendeta Kuil Pygmalion.

     Tanpa diperintah, kedua pengawal pendeta itu menyerang Teana dan Galata. Sebagai manusia ular, gerakan mereka sangat gesit. Kali ini Teana dan Galata hampir kalah. Namun akhirnya kedua manusia ular itu mati juga. Melihat pengawalnya telah mati, pendeta kuil segera berlari. Namun sayang, Galata berhasil mencengkeram leher pendeta itu setelah ia menyabetkan Ebra miliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun