Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Teana - Sabra (Part 25)

16 September 2018   09:37 Diperbarui: 16 September 2018   10:12 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lelaki berjubah hitam itu melepaskan cengkeraman tangannya. Tubuh si penjual terjerembab diatas keranjang buah miliknya. Ia menarik napas dalam -- dalam setelah hampir tiga menit tidak bisa bernapas karena lehernya tercekik. Semua orang yang ada di sekitar kedai itu menghentikan kesibukan mereka masing -- masing. Suasana pasar seketika berubah menjadi tegang.

Dengan penuh amarah, lelaki berjubah hitam itu berjalan mendekati Teana. Teana menyambutnya dengan tangan mengepal siap untuk menyerang. Ketika ia hampir mendekat, tiba -- tiba Teana merasakan udara yang cukup panas memancar dari lelaki itu. Ia merasakan sebuah kekuatan aneh yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Dalam pandangannya yang samar, Teana melihat tubuh lelaki berjubah hitam itu dipenuhi oleh sisik ular. Kepala lelaki berjubah hitam itu berubah menjadi kepala ular dengan lidah mendesis menjulur -- julur keluar dari mulutnya. Teana membelalakkan matanya seolah tak mempercayai penglihatannya. Ia mundur beberapa langkah. Pikirannya tiba -- tiba kacau. Teana tidak bisa memutuskan apa yang harus ia lakukan. Dengan posisi siap menyerang, Teana mengamati keadaan sekitarnya sambil memikirkan langkah yang akan ia ambil.

 "Bereisheet bara elohim Et hashamayim ve'et haaretz

Vayavdel Elohim veyn ha or uveyn hachoshech"

Sebuah suara yang tidak asing bagi Teana tiba -- tiba  menggema didalam telinganya. Suara itu terucap dengan sangat jelas dan berulang -- ulang. Seakan mengerti bahwa ini adalah sebuah pertanda, pelan -- pelan mulut Teana menirukan suara yang ia dengar itu. Mendadak lelaki berjubah hitam didepannya menutup kedua telinganya sambil berteriak kesakitan. Tak lama setelah itu ia menggelepar -- gelepar diatas tanah seperti cacing kepanasan. Lalu ia lenyap bersamaan dengan asap hitam pekat yang mengepul ke udara.

Para pengunjung pasar hanya bisa terdiam ditempat mereka. Rasa takut bercampur bingung terlihat jelas di wajah mereka. Setelah keadaan mulai aman, mereka mengerumuni jubah hitam yang tertinggal ditengah -- tengah pasar itu. mereka takjub dan heran dengan kejadian yang baru saja mereka lihat. Sebagian dari mereka nampak memegang -- megang jubah itu untuk memastikan apakah lelaki itu telah mati. Namun mereka tidak menemukan jasad lelaki itu. Sebagian lainnya bersujud menyebut -- nyebut nama Dewa Dhushara. Berdo'a meminta perlindungannya. Teana mengambil kotak yang tergeletak tidak jauh dari tempatnya. Lalu ia berjalan menuju salah satu kedai.

"Periksa kembali apakah ada yang hilang." ucap Teana setelah menyerahkan kotak itu.

"Terimakasih Tuan, terimakasih banyak." balas si penjual.

      Setelah itu ia pergi untuk melanjutkan perjalanannya menemui Peramal Simkath. Ketika hendak memasuki lorong pasar, Teana melihat sekelebat bayangan terbang diatasnya. Lalu ia mendengar suara.

"Berhati -- hatilah Tuan, musuh sedang mengincarmu."

Teana menatap keatas sambil tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun