Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menghemat Kematian

22 Maret 2016   18:33 Diperbarui: 22 Maret 2016   18:37 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Apa? Bapak meninggal? Sialan. Menyusahkan saja bapak ini. Sudah matipun masih saja memberi beban kepadaku. Ibu saja belum tuntas aku tanggung, datang lagi bapak. Betapa sialnya aku jadi anak kalian!” umpat Santi di depan ibunya.

“Istighfar nak, tak pantas kau ucapkan kata – kata itu” Sriani mengingatkan.

“Sudahlah bu, apa dengan istighfar akan menambah isi lumbung berasku? Menambah isi dompetku? Mustahil itu !” ucap Santi bersungut – sungut.

“Lebih baik kita segera kerumah bapakmu nak” ajak Sriani

“Baiklah, tapi ibu jalan kaki saja ya. Aku dan suamiku naik becak. Kan ibu tahu, kalau ibu naik becak akan menambah pengeluaranku” ucap Santi kepada ibunya.

“Baiklah nak” balas Sriani.

***

“Sudah dimandikan Pak”

“Belum Ustadz, masih menunggu keluarga Pak Sarjito. Sampai sekarang belum ada  yang datang”

“Baiklah kalau begitu, kita tunggu barang sejam dua jam lagi”

Di depan rumah Sarjito nampak becak berhenti. Dua orang turun dari becak itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun