Mohon tunggu...
M. ABDULLAH SYAHRONI
M. ABDULLAH SYAHRONI Mohon Tunggu... Mahasiswa Teknik Infomarika UIN Malang

Hobi belajar hal baru dan suka UANG

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketika Agile Menyebrang ke Teknik Mesin: Apa yang Bisa Dipelajari Mahasiswa RPL

20 April 2025   06:24 Diperbarui: 20 April 2025   06:24 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau kamu mahasiswa Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), besar kemungkinan kamu sudah familiar dengan istilah Agile, Scrum, atau sprint. Kita belajar itu dalam mata kuliah Manajemen Proyek Perangkat Lunak atau saat bikin proyek tim di kelas.

Tapi pernahkah kamu membayangkan bahwa metode Agile yang kita anggap "khusus buat programmer" ternyata sudah digunakan oleh insinyur mesin, teknisi mobil listrik, bahkan pabrik manufaktur?

Itulah yang membuat saya tercengang saat membaca artikel "Software Engineering Methods in Other Engineering Disciplines" oleh Jeff Gray dan Bernhard Rumpe (2018). Artikel ini sebenarnya editorial pendek, tapi isinya bikin mikir dalam: software engineering, khususnya metode Agile, sudah jadi gaya kerja lintas disiplin teknik.

Dari IT ke Dunia Nyata: Agility di Bengkel Mobil Listrik

Salah satu kisah yang dibahas di artikel ini adalah tentang StreetScooter, mobil listrik yang dikembangkan di Jerman. Uniknya, tim pengembangnya bukan cuma programmer, tapi insinyur teknik mesin. Dan tahukah kamu metode apa yang mereka gunakan?

Agile.

Dalam wawancara di TV Jerman, Profesor Gnther Schuh (yang memimpin proyek ini) bilang: "Kami tidak mengikuti cara konvensional teknik mesin yang kaku. Kami pakai prinsip ilmu komputer."

Apa artinya? Mereka bekerja iteratif. Mereka uji langsung. Mereka feedback cepat. Dan hasilnya: mobil listrik itu bisa diproduksi lebih cepat dan fleksibel dibanding mobil biasa.

Agile Bukan Cuma Buat Ngoding

Ini pelajaran besar bagi kita mahasiswa RPL: Agile bukan cuma metode manajemen proyek TI. Agile adalah cara berpikir.

  • Agile menekankan kerja tim.

  • Agile menghargai perubahan.

  • Agile mengutamakan hasil nyata, bukan dokumen panjang.

  • Agile membuat proses menjadi adaptif, bukan kaku.

Dan ternyata, pendekatan ini efektif bahkan untuk proyek yang tidak ada kodenya sekalipun.

Mengapa Ini Relevan Buat Kita?

Sebagai mahasiswa RPL, kita sering terlalu fokus ke tools dan coding. Padahal, pola kerja dan mindset lebih penting. Di dunia nyata, kamu bisa saja ditempatkan di proyek kolaborasi lintas disiplin --- mungkin dengan insinyur sipil, analis bisnis, atau ahli biomedis.

Kalau kamu membawa mindset Agile ke tim itu, kamu bisa:

  • Membantu tim berinovasi lebih cepat.

  • Menyusun pekerjaan lebih terorganisir.

  • Memastikan semua orang terlibat dalam proses desain.

  • Menjadi jembatan antara teknis dan non-teknis.

Dan ini bukan hanya berlaku untuk proyek industri. Kamu bisa terapkan prinsip Agile di:

  • Organisasi kampus

  • Kelompok studi

  • Proyek skripsi tim

  • Startup yang sedang kamu rintis

***

Transformasi Bukan Cuma Teknologi, Tapi Budaya

Penulis artikel ini juga membahas bahwa adopsi metode software engineering (terutama Agile) bukan cuma soal mengganti metode kerja. Tapi juga soal transformasi budaya.

Dari yang dulu serba hierarkis, ke sistem yang memberi kebebasan dan tanggung jawab pada pengembang.

Artinya:

  • Kamu tidak lagi hanya "menunggu perintah", tapi ikut berpikir dan merancang solusi.

  • Setiap anggota tim diposisikan sebagai kontributor ide, bukan hanya pelaksana tugas.

Inilah esensi empowerment yang dibawa oleh Agile.

Agile = Inovasi

Artikel ini juga menyebut bahwa metode software engineering telah membantu banyak perusahaan teknologi menjadi penggerak inovasi dunia, terutama di Silicon Valley. Mereka bukan cuma cepat menulis kode, tapi juga cepat dalam:

  • Merespons kebutuhan pasar

  • Menguji ide baru

  • Merilis produk dan memperbaikinya seiring waktu

Dan kabar baiknya, metode ini bisa kita pelajari dan terapkan sejak kuliah.

Kesimpulan: Jadilah Mahasiswa RPL yang Paham Proses, Bukan Hanya Kode

Dari artikel ini saya belajar bahwa metode software engineering modern --- terutama Agile --- adalah alat yang sangat kuat. Ia bukan cuma buat mengatur coding, tapi juga:

  • Mempercepat inovasi

  • Meningkatkan kolaborasi

  • Membuat kerja tim lebih efisien

Kalau sekarang metode ini sudah merambah ke teknik mesin, otomotif, bahkan sistem medis, maka kita --- mahasiswa RPL --- harus lebih dulu paham dan menguasainya.

Jangan cuma hafal tools. Pahami filosofi di baliknya.

Karena di masa depan, kamu mungkin akan bekerja bukan hanya dengan sesama programmer, tapi dengan insinyur, desainer, bahkan ahli lingkungan. Dan satu-satunya bahasa yang bisa menyatukan kalian adalah: pola pikir kolaboratif dan iteratif --- alias Agile.

Referensi

Gray, J., & Rumpe, B. (2018). Software engineering methods in other engineering disciplines. Software and Systems Modeling, 17(2), 363--364. https://doi.org/10.1007/s10270-018-0674-5

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun