Mohon tunggu...
Lutgardis Hl
Lutgardis Hl Mohon Tunggu... Diamku bukan kosong, tapi penuh dengan rasa; Aku mencintai dalam sunyi, memberi tanpa banyak kata

Aku hanya ingin menggoreskan kata, membiarkan tinta mengalir memenuhi kertas, merekam rasa yang tak bisa terucap.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puasa: Cermin Hati

27 Maret 2025   21:29 Diperbarui: 27 Maret 2025   21:29 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tiga minggu berlalu,
langkah-langkah sunyi meniti waktu.
Puasa bukan sekadar menahan,
tapi perjalanan menuju cahaya yang sebenar-benarnya.

Namun tanyakan pada hati,
benarkah niat menjelma aksi?
Atau hanya sekadar rencana,
tertulis rapi, tapi tak pernah nyata?

Iman---adakah ia tumbuh?
Atau masih gamang, goyah diterpa ragu?
Kasih---adakah ia menghangatkan?
Atau hanya bayang-bayang masa lalu?

Mari selami relung terdalam,
di mana kejujuran tak bisa disembunyikan.
Masihkah ada debu malas mengendap,
atau ego yang diam-diam melemahkan langkah?

Wahai jiwa, bangun dan nyalakan pelita!
Jangan biarkan puasa sekadar ritual belaka.
Biarkan ia berdenyut dalam hidup,
menjadi cahaya bagi langkah yang lelah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun