Inikah yang dinamakan bertahan dalam keegoisan. Bertahan dalam harap. Sudah tahu, ada hati yang ingin berpisah. Sudah tahu, tak bisa menerima keseluruhan diri, kenapa memaksakan diri untuk bertahan.
Ada amarah. Lama sudah, dingin menjalari percakapan kita. Terlalu takut. Terlalu rapuh. Buatku jatuh pada dosa yang merayu. Payah memang. Sudah jelas yang kau mau, aku tak ingin menganggu dirimu lagi. Kau gagal menjadi yang kupikirkan.
Rekam jejak yang menyakitkan ada di hatiku. Keinginan mataku telah berhenti darimu, tak lagi menjadi selalumu. Hari ini, dengan sadar aku menjauh dan melangkah ke arah yang berbahaya. Ada sebuah kisah tentang kekalahan yang kulakukan.
Dingin yang menjalari percakapan kita buatku alami dilema. Kekalahan rasaku. Dan yang kutuai adalah semak duri. Mempertanyakan, kenapa kau semudah itu menyerah dan berhenti dari kisah kita? Mengakhiri semua kenangan, dan berakhir di bulan Maret, bulan kelahiranku.
Ah, hanya bisa meniduri sepi. Menjadi tapi tidak memiliki. Merasakan tapi berujung ratapan. Sepertinya tentang kita, memiliki tidak berpihak padaku.
***
Rantauprapat, 25 Maret 2021
Lusy Mariana Pasaribu