Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - Ada beberapa hal yang dapat tersampaikan tentang apa yang dirasa dan dipikirkan

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Telah Degilkah Hatimu pada Keberterimaan

1 Maret 2021   00:00 Diperbarui: 1 Maret 2021   00:01 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Malam ini hujan deras turun, suasa begitu dingin. Betapa tak ada sejahtera yang terasa di saat ini. Telah degilkah hatimu pada keberterimaan, hingga rasa takut yang menaungimu. Pada saat kesukaran menghadang, harusnya kamu mampu memelihara diri dari kesukaran. Bukan malah tersesat dalam gelapnya kesukaran.

Kau malah berpikir tak henti tentang paradigma yang mengkotak-kotakan keterbatasanmu. Hatimu kau biarkan degil karena kepayahanmu sendiri. Kau patah hati. Dalam langkahmu, kau berjalan lunglai  tanpa semangat. Seharusnya kau memiliki ASA dalam hidup.

Telah degilkah hatimu pada pemahaman tentang impian tak selalu beriringgan dengan kenyataan. Terkadang realita bisa dan sangat bisa menjadikan diri tak tenang teduh. Bukan berarti itu menjadikanmu hampa.

Kuharap. Di satu hari yang lain, kau kembali bangkit, untuk melangkahkan kaki keluar dari keterpurukan. Lihat, burung yang tidak menabur saja bisa menuai. Apalagi kau yang bisa menabur. Kau pasti bisa menuai. Yang terpenting, kau jangan kaku di antara duri-duri tajam kehidupan yang terlihat pun terjadi dengan nyata.

Jika kau terus mendegilkan hati dan membiasakan diri redup dan terbenam dalam kehampaan dan kekhawatiran yang berlebih, kau yang tidak bisa memaknai hidup dengan sentuhan cinta. Hidup yang sebenarnya penuh keindahan. Barangkali, nanti. Kau akan benar-benar menjadi seseorang yang tak lagi mendegilkan hati pada keberterimaan hidup. Aku sebagai seseorang yang ada di hidupmu, berdoa pada Tuhan untuk itu.

Sekarang aku berharap dan menunggu kau kembali bangkit.

***
Rantauprapat, 23 Januari 2021
Lusy Mariana Pasaribu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun