Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mimpi, Ambisi, dan Tuntutan sebagai Perempuan

25 September 2020   12:21 Diperbarui: 25 September 2020   21:43 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi perempuan sukses kadang seperti petaka. Tidak melulu menjadi kebanggaan. Beda halnya dengan kesuksesan yang diraih oleh laki-laki. 

Kalau laki-laki punya mimpi dan ambisi yang besar, akan ada banyak orang yang mendukung mereka. Sementara perempuan, hanya akan diremehkan. 

"Emangnya kamu bisa?"

Kesuksesan yang diraih laki-laki menyebabkan mereka panen pujian. Orang-orang menyebut kecerdasannya, ketegasannya, kreativitasnya, kepemimpinan dan lain-lain. Sementara perempuan yang meraih kesuksesan, bakal dianggap biasa saja. 

"Untung kamu cantik makanya bisa mendapatkan semua ini". 

Padahal prestasi-prestasi ini diperoleh dengan kemampuan dan kerja kerasnya. Tapi orang-orang jarang ada yang fokus pada kemampuannya. Contohnya?

Lihatlah, bagaimana media membingkai pemberitaan prestasi seorang perempuan. Entah itu bintang film, penyanyi, atlet, pebisnis, pejabat publik dan sebagainya.

Media selalu saja melekatkan kata "cantik" atau "seksi" di belakang titel nya, seperti "atlet cantik ini" atau "artis seksi ini".

Belum lagi komentar-komentar para netizen yang lebih banyak mengomentari fisiknya dibandingkan prestasi atau kemampuannya.

Padahal perempuan tidak cuma punya fisik yang indah, tapi juga kecerdasan, kemampuan, passion, kepribadian dan hal lainnya yang lebih berfaedah untuk dibahas. 

Menjadi perempuan itu berat. Dan lebih berat lagi kalau kamu menjadi perempuan di lingkungan yang masih kental dengan budaya patriarki. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun