Mohon tunggu...
Lufnatul Awwaliyah
Lufnatul Awwaliyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Konten Budaya

Mari bercerita tentang budayamu dan budayaku

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Dari Sisi Positif dan Negatif Sampai Film "The Social Dilemma", Benarkah Media Social Menimbulkan Efek Candu?

14 Juli 2021   08:15 Diperbarui: 14 Juli 2021   08:19 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto diambil dari Pixabay

Dari ujung barat dunia sampai ujung timur dunia kita mengenal banyak orang baru. Bisa dikatakan jika sosialisasi di dunia online lebih luas dan seru ketimbang dunia nyata. Bahkan, jika ada seseorang pendiam di dunia nyata mereka aktif dan lincah saat ada di dunia maya. Seolah-olah kita melihat dua kepribadian yang mencolok dalam diri seseorang.

Kemarin, saya juga sempat menulis tentang potensi digital dan sosial media di berbagai bidang kehidupan. Potensi tersebut menyerupai personal branding, pemasaran, mencari kerja, menyalurkan hobi dan semacamnya.

Jika dalam dunia pendidikan misalnya, siswa akan dengan mudah mencari soal dan literatur melalui Google, YouTube, dan Instagram. Bahkan banyak aplikasi khusus belajar diciptakan. Tentu hal ini mempermudah bukan?

Dalam dunia pemasaran, saat ini kita mengenal yang namanya aplikasi Shopee, Lazada, dan Bukalapak. Aplikasi tersebut diciptakan khusus sebagai lapak jual beli online. Tanpa repot-repot ke pasar kita bisa melakukan pembelian barang lewat aplikasi yang praktis. Tinggal klik oke, barang akan di hantar.

Praktis bukan? Namun tahukah kalian jika terdapat sisi positif maka sisi negatif pun ada. Hal itu berlaku bagi semua aspek kehidupan tak terkecuali kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi.

Ilustrasi gambar diambil dari web islami.co
Ilustrasi gambar diambil dari web islami.co

Tahukah kamu, jika sisi negatif dan positif dari media ini pernah disinggung dalam film The Social Dilemma. Film ini di sutradarai oleh Jeff Orlowski pada akhir september 2020 lalu. Film yang berdurasi 94 menit 29 detik ini menceritakan tentang sisi terang dan gelap media sosial, ditenagai oleh algoritme hingga akhirnya membawa pada sebuah ke-dilema-an.

Film ini juga mengupas tentang beberapa dampak bermedia sosial, mulai dari pengawasan secara diam-diam aktivitas penggunanya sampai manipulasi tampilan feed agar pengguna kecanduan menggunakan media sosial.

Di awal, film ini menampilkan beberapa tokoh yang pernah bekerja di situs serta aplikasi ternama seperti Facebook, Twitter, Microsoft, dan YouTube. Mereka menceritakan bagaimana awal bergabung dengan perusahaan aplikasi tersebut.

Diawali dari kekaguman terhadap power media sosial, membuat mereka berkeinginan bekerja langsung di perusahaan yang menaungi media sosial. Mereka bekerja sebagaimana mestinya, akan tetapi seiring berjalannya waktu mereka merasakan ada yang ganjal dengan pekerjaan mereka.

Mereka mengatakan jika dampak media sosial sangat buruk. Mereka bekerja bukan untuk kepentingan sosial melainkan untuk bisnis. Sehingga ada kutipan "if you're not paying for the product, then you are the product", Jika kamu tidak membayar untuk produk, maka kamulah produknya. Dengan artian, kamu mungkin bebas mengakses sosial media tanpa biaya,hanya data internet. Kamu menggunakannya secara gratis, maka kamula produk yang sebenarnya. Kamulah produk yang di perjual belikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun