Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Posisi Indonesia dalam Negosiasi Tarif Trump di Tengah Dinamika Asia Tenggara

25 Juli 2025   23:20 Diperbarui: 26 Juli 2025   13:31 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Posisi Indonesia dalam Negosiasi Tarif Trump di Tengah Dinamika Asia Tenggara (Sumber Foto Ko;ase Pribadi: AFP and AP Photos/EVAN VUCCI via KOMPAS.com)

Indonesia akan memasok AS dengan mineral kritis mereka yang berharga, menunjukkan bagaimana Indonesia memanfaatkan kekayaan sumber daya alamnya sebagai kartu tawar dalam negosiasi.

Komitmen pembelian produk Amerika yang mencapai total hampir 20 miliar dolar AS juga mendemonstrasikan pendekatan pragmatis Indonesia. 

Dari pembelian 50 unit pesawat Boeing, produk energi senilai 15 miliar dolar, hingga produk pertanian senilai 4,5 miliar dolar, Indonesia menunjukkan kesediaan untuk memberikan konsesi ekonomi yang substansial demi stabilitas hubungan perdagangan.

Namun demikian, kesepakatan ini bukan tanpa risiko. Kewajiban Indonesia untuk memberikan akses bebas tarif bagi produk Amerika sambil membayar tarif 19% untuk ekspornya menciptakan asimetri yang perlu dikelola dengan hati-hati. 

Transfer data pribadi ke Amerika Serikat juga menimbulkan pertanyaan tentang kedaulatan digital Indonesia di masa depan.

Yang mengkhawatirkan adalah sifat sementara dari kesepakatan ini. Keringanan tarif Trump untuk Jepang dan Asia Tenggara bersifat sementara. Kenyataan ini berpotensi menjadi ancaman mengingat stabilitas yang dicapai saat ini bisa saja berubah seiring dengan dinamika politik AS atau perubahan kondisi global.

Jika dibandingkan dengan Jepang yang berhasil mendapatkan tarif 15%, posisi Indonesia memang belum optimal. 

Meski begitu, posisi strategis Jepang sebagai sekutu strategis AS dengan sejarah kerjasama yang panjang dan komitmen investasi yang jauh lebih besar membedakannya dengan negara-negara lainnya. Jepang berkomitmen untuk berinvestasi US$ 550 miliar, suatu angka yang jauh melampaui kemampuan Indonesia saat ini.

Membangun strategi

Indonesia seharusnya melihat pencapaian ini sebagai fondasi untuk membangun strategi jangka panjang yang lebih diversifikasi. Ketergantungan berlebihan pada pasar Amerika dapat menjadi kelemahan strategis jika kondisi politik berubah. 

Momentum ini harus dimanfaatkan untuk memperkuat integrasi ekonomi regional melalui ASEAN dan memperdalam kerjasama dengan mitra perdagangan lain seperti China, Jepang, dan Uni Eropa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun