Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Modal Diplomasi Jokowi Bertemu Biden di KTT ASEAN-AS

11 Mei 2022   15:24 Diperbarui: 12 Mei 2022   06:42 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden AS Joe Biden (kedua dari kanan) berbicara dengan Presiden Indonesia Joko Widodo (kedua dari kiri) saat pertemuan bilateral pada Konferensi Perubahan Iklim PBB COP26 di Glasgow, Skotlandia, pada 1 November 2021.| AFP/BRENDAN SMIALOWSKI  via tribunnews.com

Dalam perkembangan selanjutnya, pemerintah Indonesia sejauh ini tidak memiliki rencana memberikan sanksi kepada Rusia. Melalui Kementerian Luar Negeri, pemerintah Indonesia memastikan secara tegas mengikuti aturan sanksi yang dijatuhkan PBB. Oleh karena itu, sanksi yang sifatnya unilateral bukan merupakan pilihan lazim yang akan diambil pemerintah Indonesia.

Mendamaikan Rusia-Ukraina

Jokowi berharap G20 tidak terpecah karena isu perang Rusia-Ukraina. Melalui akun Twitternya, Jokowi telah menekankan pentingnya perang segera diakhiri agar solusi damai dapat terus dikedepankan. Walaupun banyak pandangan pesimis, Indonesia tampaknya siap berkontribusi dalam upaya damai kedua pihak itu di forum G20.

Sejalan dengan pemikiran tentang perdamaian itu, Presiden Jokowi menolak mengirim bantuan senjata ke Ukraina, seperti permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. 

Sejalan dengan konstitusi dan prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif tidak memperbolehkan negara ini memasok senjata ke negara lain, termasuk Ukraina.

Selain itu, Indonesia tak menutup pintu untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada Ukraina. Selama ini, Indonesia telah secara aktif memberikan bantuan kemanusiaan kepada berbagai negara, seperti Palestina, Myanmar, Afghanistan, dan Sri Lanka.

Tantangan

Meskipun demikian, Indonesia tidak menutup mata terhadap pandangan kritis AS dan anggota G20 lain terhadap undangan kepada Ukraina dan Rusia. Presiden Biden telah menyampaikan secara terbuka pandangannya menentang kehadiran Putin di G20.

Selanjutnya, Indonesia juga mengetahui bahwa AS dan Uni Eropa (UE) juga mendesak Indonesia menggunakan posisinya di G20 untuk memberi sanksi ke Rusia.

Kedua isu di atas sangat berbeda dengan posisi Indonesia. Walaupun AS dan UE sudah mengetahui pandangan Indonesia, anggota G7 itu belum merespon sikap terakhir Indonesia. Kenyataan ini menjadi tantangan berat Indonesia untuk kesuksesan presidensi G20.

Meskipun demikian, Biden sangat mendukung diundangnya Ukraina pada perhelatan G20. Undangan pemerintah Indonesia kepada Presiden Ukraina tidak dapat disangkal merupakan upaya diplomasi Indonesia memenuhi tuntutan AS dan sekutunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun