Mohon tunggu...
Luca Cada Lora
Luca Cada Lora Mohon Tunggu... Mahasiswa/Pelajar -

Entrepreneur, vegan & energy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Bilah Raksasa yang Bias dan Reaksi Abadi yang Dijauhi

31 Agustus 2017   12:53 Diperbarui: 31 Agustus 2017   13:09 2910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Cara kerja PLTN sama dengan PLT lain yang menggunakan boiler untuk memanaskan air dan mengubahnya menjadi steam. Nuklir atau bahan radioaktif digunakan sebagai bahan bakar PLT ini. Reaksi fisi yang terjadi pada bahan radioaktif melepaskan begitu banyak energi panas sehingga sangat menggiurkan untuk dikonversikan menjadi energi listrik. Energi ini berasal dari belahan atom pada reaktor fisi. Bahan bakar yang umum digunakan berupa uranium baik isotop U-235 ataupun U-238 yang dikemas dalam bentuk pelet keramik. Sebuah pelet uranium dapat setara dengan energi 150 galon minyak. Reaksi fisi dari bahan redioaktif dapat berlangsung begitu lama dan terus menerus menghasilkan energi. Waktu paruh atau waktu yang dibutuhkan isotop uranium U-235 dan U-238 untuk bereaksi menjadi setengahnya membutuhkan waktu jutaan tahun bahkan hingga milyaran tahun.

Sumber : Duke Energy

Pemerintah Indonesia telah berupaya meningkatkan penggunaan energi terbarukan, salah satunya dengan upaya menekan regulasi-regulasi yang dulunya terbilang rumit menjadi lebih sederhana. Hal ini berimplikasi pada mudahnya investor untuk bergabung pada program pemerintah dengan membangun pembangkit listrik energi terbarukan, misalnya pada PLTB Sidrap yang menelan biaya investasi mencapai 2 triliun, dan berbagai teknologi energi terbarukan lainnya yang siap menyongsong Indonesia untuk menurunkan emisi CO2.

Artikel #14 dari #15HariCeritaEnergi

Sumber dan referensi :

Diakses pada 30 Agustus 2017 pukul 19.02

Diakses pada 30 Agustus 2017 pukul 19.08

Diakses pada 30 Agustus 2017 pukul 19.21

Diakses pada 30 Agustus 2017 pukul 19.42

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun