Saya teringat masa-masa awal kuliah, ketika tugas-tugas menuntut bacaan yang luas. Saat itu, saya sering mengandalkan arsip berita Kompas untuk mencari data dan referensi.Â
Dari sana, saya belajar bagaimana menulis dengan rapi, menyusun argumen dengan baik, bahkan meniru gaya bahasa jurnalistik yang lugas. Sampai sekarang, jejak itu masih ada.
Bagi sebagian orang, membaca berita mungkin hanya sekadar mencari tahu apa yang sedang terjadi. Tapi bagi saya, ini adalah cara menjaga diri dari kabar palsu, cara merawat kewarasan, bahkan cara melatih logika.Â
Setiap kali membuka Kompas.com, saya merasa sedang berada di ruang belajar. Ada guru yang sabar menjelaskan, ada ruang diskusi, ada kesempatan untuk merenung.
Hari ini, ketika Kompas.com berulang tahun ke-30, saya ingin mengucapkan terima kasih. Terima kasih karena sudah menjadi teman perjalanan intelektual saya. Terima kasih karena sudah membantu saya melawan hoaks, bahkan ketika dunia digital terasa begitu bising.
Harapan saya sederhana: semoga Kompas.com tetap konsisten, tetap menjadi media yang tenang, berimbang, dan mendidik. Jangan tergoda pada sensasi, jangan terburu-buru dalam mengejar klik. Karena kepercayaan adalah modal yang lebih berharga daripada sekadar popularitas sesaat.
Pada akhirnya, melawan hoaks bukan hanya tentang memerangi kebohongan, tetapi juga tentang merawat akal sehat. Dan merawat akal sehat adalah tanggung jawab bersama: media, jurnalis, dan pembaca. Jika kita mau berjalan bersama, saya percaya masa depan informasi di negeri ini akan tetap terang.
Selamat ulang tahun, Kompas.com. Tiga puluh tahun bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan baru. Mari terus berjalan, melawan hoaks, merawat literasi, dan menjaga akal sehat kita bersama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI