5. Kurangi minuman teh atau kopi pada anak, karena dapat menghambat penyerapan zat besi.
6. Rutin cek status gizi dan hemoglobin anak, terutama jika ia terlihat pucat, lemas, atau kurang aktif.
7. Libatkan anak dalam kebiasaan makan sehat, agar ia terbiasa menikmati makanan bernutrisi sejak kecil.
Gizi Anak, Investasi Masa Depan Bangsa
Acara ini membuka mata saya. Anemia pada anak bukan sekadar kurang darah, tapi ancaman serius bagi kualitas generasi penerus bangsa. Kalau sejak kecil anak-anak Indonesia sudah kehilangan potensi intelektual dan emosionalnya, bagaimana mereka bisa bersaing di masa depan?
Maka dari itu, makan bergizi dan fortifikasi bukan hanya kampanye musiman. Ini adalah tanggung jawab bersama, terutama bagi kita yang menjadi orang tua, pendidik, atau siapa saja yang peduli pada anak-anak.
Mari kita mulai dari rumah. Dari isi piring anak-anak kita. Dari pemahaman bahwa setiap suap makanan bernutrisi adalah investasi jangka panjang untuk masa depan yang lebih cerah.
Karena generasi hebat lahir dari anak-anak yang sehat dan cerdas. Dan semua itu dimulai dari... gizi yang cukup dan zat besi yang terpenuhi!
Salam hangat,
Lita Chan Lai
Blogger, Perempuan dan Sahabat Anak Sehat
Note : Saya hadir langsung dalam acara HAN 2025 bersama Kementerian PPPA dan Fatayat NU. Sebuah kehormatan bisa menyaksikan komitmen nyata untuk anak Indonesia yang lebih sehat dan kuat!