Dokter spesialis anak, dr. Agnes Tri Harjaningrum, Sp.A, menambahkan penjelasan bahwa ADB pada anak bukan cuma menurunkan kecerdasan, tapi juga memicu ketidakstabilan emosi. Anak yang kekurangan zat besi seringkali lebih mudah menangis, cepat marah, stres, dan kesulitan mengatur emosinya.
Saya terdiam sejenak saat mendengar penjelasan ini. Kemungkinan banyak orang tua yang menganggap anaknya "rewel" atau "moody", padahal semua masalah ini karena kekurangan zat besi. Ya ampun!
Dokter Agnes pun menekankan pentingnya MPASI (Makanan Pendamping ASI) yang sudah terfortifikasi ketika anak menginjak usia enam bulan. Sebab, meski ASI adalah makanan terbaik bagi bayi, kandungan zat besinya menurun seiring waktu. Maka dari itu, saat anak sudah berusia enam bulan ke atas, ASI saja tidak cukup. Harus ada tambahan makanan bergizi yang dipilih secara tepat.
Jangan Telat Berikan MPASI yang Bergizi
Pernyataan ini diamini juga oleh dr. Lovely Daisy, MKM, selaku Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan. Ia menyampaikan bahwa waktu pemberian MPASI sangat krusial. Jika terlalu lambat, anak bisa kekurangan asupan zat gizi penting. Tapi kalau terlalu cepat juga tidak disarankan karena sistem pencernaan bayi belum siap.
Menurut dr. Lovely, MPASI yang ideal adalah makanan dengan kandungan zat besi tinggi dan sudah difortifikasi. Fortifikasi adalah proses penambahan zat gizi tertentu ke dalam makanan misalnya zat besi, vitamin A, atau asam folat untuk meningkatkan nilai gizinya. Biasanya bisa ditemukan pada bubur bayi instan, biskuit bayi, atau sereal khusus anak yang sudah mencantumkan label "fortifikasi zat besi".
Gizi Anak Dimulai dari Rumah (Peran keluarga dibutuhkan)
Saya suka sekali acara ini karena semua narasumber sepakat bahwa peran keluarga sangat sentral dalam memastikan anak mendapatkan asupan gizi seimbang. Hal yang Menteri Arifah tekankan bahwa keluarga adalah lingkungan pertama dan utama dalam membentuk tumbuh kembang anak yang optimal.
"Pemenuhan gizi ini menjadi prioritas utama dalam keluarga karena untuk membangun generasi yang berkualitas harus ditunjang salah satunya oleh kesehatan," kata beliau.
Kalimat ini begitu menancap dalam benak saya. Betul juga. Apa artinya sekolah bagus, gadget canggih, les ini-itu, kalau kebutuhan gizinya tak terpenuhi sejak dini?
Selain itu, Asisten Deputi Rr. Endah Sri Rejeki juga menekankan perlunya mengubah pola asuh yang kurang peduli pada asupan nutrisi menjadi lebih baik. Karena banyak sekali kebiasaan yang tanpa disadari malah menjauhkan anak dari makanan sehat.
Fatayat NU dan Peran Organisasi Masyarakat
Saya juga salut dengan Fatayat NU, sebagai organisasi perempuan muda NU, yang aktif mengawal isu-isu penting seperti ini. Ketua Umum Fatayat NU, Hj. Margaret Aliyatul Maimunah, menyatakan bahwa peran organisasi masyarakat penting untuk mengisi ruang edukasi yang belum sepenuhnya dijangkau pemerintah.