Mohon tunggu...
LISZETUS ZAKIYAH
LISZETUS ZAKIYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pahatlah apa yang berdesir dari hatimu dari semesta-Nya, Semoga menjadi desiran pada hati hati yang lain untuk mengagungkan-Nya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Percikan Indah Hujan

7 April 2019   15:12 Diperbarui: 7 April 2019   15:17 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kulukis taman perhentian untuk tapak perjalanan panjang dari episode waktu yang begitu kusam terburamkan. Meluapkan elegi tentang hujan yang jatuh deras membasahi tapak kaki. 

Tentang tangis yang masih bertalu. Saat rintik-rintik hujan di ladang waktu mulai beranjak. Mengundang musim persemaian.

Hati dan jiwa belum mampu melabuhkan sayap sayap cinta pada roman nyata dalam bayangan.

Hujan itu sama setiap rintiknya. Rinainya tetap membawa percikan indah yang tak pernah berakhir. Meski lukisan duka tergambar nyata, namun manik tirtanya mampu sirnakan nestapa. Inikah hujan kita dengan sejuta kisah basahnya....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun