Untuk menjawab tantangan disinformasi, mahasiswa perlu menguatkan kapasitas diri melalui berbagai strategi berikut:
1. Literasi Digital
~Saring sebelum sharing.
~Verifikasi sumber informasi.
~Gunakan platform fact-checking.
~Edukasi media sosial secara bertanggung jawab.
2. Pendidikan Kewarganegaraan                     Â
~Diskusi nilai-nilai Pancasila.
~Workshop bela negara.
~Seminar wawasan kebangsaan.
3. Kegiatan Sosial Budaya
~Festival budaya daerah.
~Bakti sosial masyarakat.
~Pelestarian tradisi lokal.
Melalui ketiga strategi tersebut, mahasiswa dapat menjadi garda terdepan dalam melawan hoaks, memperkuat nasionalisme, serta menjaga kedaulatan bangsa di era digital.
Sistem Pendidikan Tinggi Indonesia dan Peran Mahasiswa
Pendidikan tinggi memiliki sejarah panjang sebagai pusat pencarian kebenaran, mulai dari Akademi Plato hingga universitas modern. Kini, perguruan tinggi tidak hanya mendidik profesional, tetapi juga melahirkan generasi yang memiliki 21st Century Skills: berpikir kritis, kolaborasi, kreativitas, literasi digital, kewargaan, dan karakter.
Di Indonesia, Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) menjadi contoh nyata komitmen pendidikan. Dengan lebih dari 163 kampus di seluruh Indonesia, PTMA mengintegrasikan Islam Berkemajuan dengan ilmu pengetahuan, menekankan kemandirian, inovasi sosial, serta mencetak lulusan yang berkarakter Islami dan berkomitmen pada kemanusiaan.