Mohon tunggu...
Lintang Pualam
Lintang Pualam Mohon Tunggu... Guru - Puitis bukan hanya milik sang penyair

Lahir di Cilacap, kota indah dengan pantai yang membentang di sisi selatan pulau Jawa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rasa yang Terserak

27 Februari 2020   19:23 Diperbarui: 27 Februari 2020   19:32 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku punya rasa yang kugantungkan didaunan
Rimbun, hijau sedap di pandang mata
Seiring waktu berlalu
Daun itu makin layu
Menguning, kering, akhirnya jatuh
Rasa yang ku gantungkan itupun
Satu per satu berguguran
Makin lebat kala badai datang
Rasaku kini jatuh berserakan
Di tanah basah terguyur hujan
Kotor, basah, terinjak-injak
Tak cantik lagi, tak ayu lagi
Inginku hanya angan sederhana
Kau rawat aku, kau jaga aku
Hingga rasaku padamu takkan pernah layu
Selalu hijau bak pohon baru bersemi
Angan, hanyalah sebatas angan belaka
Jika hanya aku yang berusaha menjaga
Mempertahankan daun terakhir di pohon bernama perasaan
Agar ia tak jatuh, terserak, dan terinjak
Perlahan lenyap

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun