Mohon tunggu...
Karina Lin
Karina Lin Mohon Tunggu... profesional -

Seorang manusia biasa yang suka menulis. Mencintai dan hidup untuk menulis.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Campina, Antara Rasa, Konsistensi, Kebanggaan, dan Cinta

31 Agustus 2018   21:19 Diperbarui: 31 Agustus 2018   21:21 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuliner. Sumber ilustrasi: SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com/Rembolle

Berbicara tentang es krim, tak bisa mengeyampingkan Campina, dan berbicara tentang es krim Campina, tak bisa dipungkiri ada rasa kebanggaan yang membuncah. Kebanggaan tersebut bukan saja saya rasakan di setiap gigitan produk es krim yang berlogo khas cone ice cream dan warnanya dominan kuning dan biru ini.

Melainkan juga dari riwayat atau sejarahnya -- yang mana mengajarkan banyak hal positif kepada kita dan saya rasa sebagai penikmat atau kita-kita yang penah mengecap es krim Campina -- wajib mengetahui sedikit tentang kiprah dari es krim asli Indonesia ini.

Kisah dari Garasi Rumah

Bagaimana sejarahnya? Saya mengutipnya dari website resmi Campina. Di situ dituliskan sejarah awal berdirinya Campina yakni pada 22 Juli 1972. Artinya Campina telah berusia 46 tahun di 2018 ini. Pendirinya ialah Bapak Darmo Hadipranoto dan istrinya.

Menariknya, lokasi pendirian awal bukanlah di lokasi industri yang biasanya sarat pabrik dan gudang, meskipun juga semenjak resmi beroperasi dinamakan CV Pranoto. Produk es krim Campina-nya ternyata diproduksi dari garasi rumah Bapak dan Ibu Darmo yang terletak di Jalan Gembong Sawah, Surabaya.

Hebatnya Campina tetap eksis, sampai-sampai di tahun 1973 -- pernah Gubernur Jawa Timur waktu itu, HM Noer mengunjungi pabrik Campina. Ia pun terus membentangkan sayap, mulai dari produk dan lokasi produksi.

Es Krim Pakai "Hati dan Cinta"

Sesudah membaca sejarah es krim yang punya tagline "Istimewa di setiap suasana" ini saya jadi mengerti mengapa perusahaannya bisa tetap eksis di tengah belantara persaingan dunia pereskriman dan meskipun mereka harus menghadapi gempuran merk es krim lainnya, Campina tetap pede. Kalau Kia AFI menyanyi judulnya "Harus Sampai Di sini", kalau Campina yang nyanyi "Tak Harus Sampai Di Sini (Tetap Abadi)". Jadi apa faktor yang membuatnya tetap eksis?

Pertama, saya yakin es krim ini punya rasa yang berbeda -- yang mungkin hanya dimiliki Campina satu-satunya. Yakni rasa "pakai hati dan cinta". Ingat-ingat kembali bagaimana cikal bakal dari es krim ini di mana Bapak Darmo dan istri mengawali dari garasi rumah.

Rerata usaha yang diawali dari rumah mampu eksis hingga puluhan tahun. Lantaran ketika mengawalinya pasti diiringi dengan hati dan cinta. Saya membayangkan dan merasakan, inilah yang ditanam dalam hati Pak Darmo dan istri ketika memutuskan terjun ke dunia es krim. Oya, satu lagi, bisnis yang bermula dari rumah, sepengetahuan saya biasanya dilatarbelakangi oleh hobi. Hobi, sebagaimana kita tahu adalah kesukaan dan karena suka, maka sudah pasti setiap dilakoni pakai cinta. Kita kan selalu melakukan yang terbaik untuk hobi kita dan selalu menjadi hal yang menyenangkan setiap melakukan hobi tersebut, betapa pun mungkin tak selalu mudah.

Kedua, ini terinspirasi dari "selalu melakukan yang terbaik" (yang telah disebut sebelumnya), hasilnya produk Campina adalah produk yang unik. Dalam sejarah singkatnya, Campina menyebut selalu menghadirkan produk-produk istimewa dari bahan alami, higienis dan berkualitas.

Tetapi izinkan saya menambah satu lagi unik. Keunikan ini tercermin dari hasil produknya yang khas mengusung kelokalan. Coba, mana ada brand lain yang es krim-nya berasa kacang hijau, pisang dan memakai santan? Setahu saya hanya Campina dan kalaupun ada, baru belakangan ini saja.

Saya ingat di tahun 1990-an, saat masih bocah -- suka membeli es krim Campina. Hula-Hula rasa kacang hijau kerap jadi pilihan. Melalui cara itu, sebenarnya Campina memberikan alternatif lain cara menikmati kacang hijau atau buah pisang yang termasuk khas Indonesia. Makan bubur kacang hijau atau pisang utuh, kurang disukai. Namun dalam wujud es krim, semua jadi suka. Padahal masih tetap kacang hijau dan pisang.

Oh ya, dengan cara itu, Campina juga konsisten menduniakan buah lokal atau kelokalan. Pisang yang merupakan buah tropis, termasuk buah khas Indonesia. Lewat varian yang didominasi berbagai buah, Campina turut memasyarakatkan gaya hidup sehat.

Yang ketiga, mengajarkan keuletan dan kreatifitas. Seperti yang sudah saya sebutkan, eksistensi Campina sudah 46 tahun dan selama kurun waktu itu, banyak merk es krim baru bertumbuh. Menjaga mutu merupakan hal mutlak. Tetapi perlu lebih dari sekedar itu, Campina menunjukkannya dengan kreatiitas. Rasa yang selalu meng-Indonesia lewat diikutsertakannya buah-buahan lokal dalam jagat rasa es krim mereka.

Seperti ketika menelurkan produk es krim Spongebob yang notabene produk kartun dari negeri Paman Sam. Tapi untuk racikan rasa, dengan kreatif dan inovatif memasukkan rasa lokal buah pisang. Lokal yang menyehatkan dan bersyukurlah kita yang alamnya dikaruniai kesuburan sehingga bisa ditanami bermacam buah.

Atau concern pada kesehatan seperti menciptakan produk es krim LuVe litee (walau sampai detik ini saya belum pernah mencobanya). Luve Litee merupakan produk es krim Campina spesial yang low fat dan 100% non-dairy pertama di Indonesia. Sehingga siapapun, termasuk yang sedang diet, vegan, dan tak bisa mengonsumsi susu (biasanya susu sapi) bisa menikmati es krim tanpa khawatir dan tetap sehat.

Saya bangga pernah mengenal es krim Campina sejak kecil. Es krim asli Indonesia yang memberi gizi di setiap suap atau gigitannya, mengajarkan tentang makna kehidupan untuk selalu memberi dan melakukan yang terbaik terhadap hal-hal yang kita cintai plus yakini dan tak lupa mengucapkan terima kasih. Melalui es krim-mu kamu telah menjadikan hidup terasa lebih istimewa (Salemba Tengah-Jakarta, 31 Agustus 2018).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun