1
Tafsir Al-Qur'an Dalam Isu Pluralisme
Muh Hersa Falah1
, Marsha Aulia2
, Siti Aisyah3 Sri Susilo4 , Ani Marlia,M.Pd5
Pendidikan Agama Islam,Universitas Negeri Islam Raden Fatah
Palembang,Sumatera Selatan
 1 hersafal435@gmail.com,
2 syneamarsha@gmail.com,
3
sitiaisyahramahdina217@gmail.com
 4
lindacantika684@gmail.com,
5 animarlia uin@radenfatah.ac.id;
ABSTRAK
Pluralisme Agama dalam Al-Qur'an: Membangun Toleransi dan Kerukunan Antarumat Beragama
Penelitian ini membahas tentang pluralisme agama dalam Al-Qur'an sebagai solusi untuk mengatasi
ketidakharmonisan antar umat beragama. Al-Qur'an menekankan pentingnya pengakuan eksistensi
agama lain, kebebasan beragama, dan penghormatan terhadap agama lain. Analisis singkat dari
Surah Ar-Rum ayat 21 dan Surah Al-Hujurat ayat 13 menunjukkan bahwa pluralisme agama dapat
diartikan sebagai pentingnya membangun hubungan yang harmonis dan saling menghormati antara
individu-individu yang berbeda. Penelitian ini juga membahas tentang contoh toleransi dalam Islam,
seperti sikap Rasulullah SAW terhadap jenazah Yahudi dan perjanjian Umar bin Khattab dengan
penduduk Yerusalem. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pluralisme agama dapat menjadi
solusi untuk mengatasi keberagaman umat manusia dan membangun masyarakat yang demokratis
dan menghargai kebebasan dan kesetaraan.
Kata kunci: Pluralisme Agama, Toleransi, Kerukunan Antarumat Beragama, Al-Qur'an.
ABSTRACT
Religious Pluralism in the Qur'an: Building Tolerance and Interfaith Harmony. This research discusses
religious pluralism in the Qur'an as a solution to overcome disharmony among religious communities. The
Qur'an emphasizes the importance of recognizing the existence of other religions, religious freedom, and
respect for other religions. A brief analysis of Surah Ar-Rum verse 21 and Surah Al-Hujurat verse 13 shows that
religious pluralism can be interpreted as the importance of building harmonious relationships and mutual
respect between different individuals. This research also discusses examples of tolerance in Islam, such as the
Prophet Muhammad's attitude towards a Jewish funeral procession and the Umar bin Khattab's agreement with
the people of Jerusalem. The results of this research indicate that religious pluralism can be a solution to
overcome human diversity and build a democratic society that values freedom and equality.
Keywords: Religious Pluralism, Tolerance, Interfaith Harmony, Qur'an.
PENDAHULUAN
Pluralisme agama merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan masyarakat modern.
Dengan adanya perbedaan agama dan kepercayaan, maka penting untuk membangun toleransi dan kerukunan
antarumat beragama. Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam memiliki konsep pluralisme agama yang dapat
menjadi solusi untuk mengatasi ketidakharmonisan antar umat beragama. Penelitian ini bertujuan untuk
membahas tentang pluralisme agama dalam Al-Qur'an dan bagaimana konsep ini dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
PEMBAHASAN
Pengertian Pluralisme
Moqsith menjelaskan bahwa kata "pluralisme" berasal dari bahasa Inggris, pluralism. Kata ini
diduga berasal dari bahasa Latin, plures, yang berarti beberapa dengan implikasi perbedaan. Dari asalusul kata ini diketahui bahwa pluralisme agama, menurutnya tidak menghendaki keseragaman bentuk
agama. Sebab, ketika keseragaman sudah terjadi, maka tidak ada lagi pluralitas agama (religious
plurality). Ia menegaskan bahwa keseragaman itu sesuatu yang mustahil karena Allah sendiri menjelaskan bahwa sekiranya Tuhanmu berkehendak niscaya kalian akan dijadikan dalam satu umat.
Di samping itu, menurutnya,pluralisme agama tidak identik dengan model beragama secara eklektik,
yaitu mengambil bagian-bagian tertentu dalam suatu agama dan membuang sebagiannya untuk
kemudian mengambilbagian yang lain dalam agama lain dan membuang bagian yang tak relevan dari
agama yang lain itu.1
Konsep Pluralisme dalam Al-Qur'an
Fokus kajian ini berlatar belakang karena banyaknya ketidakharmonisan antar umat beragama
yang ada, banyak konflik terjadi karena masalah keyakinan yang sangat beragam, dikarenakan saling
menganggap bahwa hanya agamanya lah yang paling benar. Padahal esensi kebenaran sebuah agama
sejatinya teletak pada jawabannya atas problem kemanusiaan. Didalam al-Qur'an, pluralisme agama
telah banyak dijelaskan, diantaranya adalah tidak ada pemaksaan dalam beragama, Untuk itu apabila
Allah menghendaki niscaya menjadi umat yang tunggal, satu suku, satu bangsa, satu agama, tetapi
Allah tidak menghendaki itu. Allah memang sengaja menjadikan kita bermacam-macam untuk
menguji berkenaan dengan apa yang dianugerahkan dan mempersilahkan hamba-Nya berlombaberlomba dalam kebaikan. Dan akhirnya, ada tiga konsep pluralisme agama yang terdapat dalam alQur'an, yaitu konsep pengakuan eksistensi agama lain, konsep kebebasan beragama dan konsep
pernghormatan Islam terhadap agama lain.2
Tafsir Alquran tentang Pluralisme
Metode tafsir maudhu'i adalah metode tafsir tematik yang mampu digunakan untuk menghadapi
zaman, idealis, dan mudah dipahami tanpa membuang keutuhan makna yang disampaikan dalam Al
Qur'an. Kata adalah fokus makalah dengan metode Maudhu'i ini. Salah satu makna dari kata ini
adalah "perbedaan" yang mana sangat berkaitan erat dengan pluralitas terutama jika membahas negara
Indonesia. Pada tulisan kali ini, penulis akan membahas pluralisme dan agama Islam melalui kata
yang didukung dengan hadist Rasulullah, munasabah ayat dan penafsiran dari beberapa ulama.
QS. Ar-Rum: 21
Atinya:
"Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan
untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di
antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir."
Pada ayat 22 surat Ar Rum memiliki kaitan dengan ayat sebelumnya, yaitu ayat 21 menurut tafsir
Al-Misbah, pasangan pria dan wanita memiliki kesamaan dengan pasangan langit dan bumi. Yang
mana langit menurunkan hujan pada bumi dan bumi menumbuhkan tumbuhan dari dalamnya.
Al hujurat ayat 13
Artinya :
"Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan.
Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti."
1 Asep Setiawan, S.Th.I, M.Ud. , Pluralisme Agama dalam Perspektif Islam, pengertian pluralisme
agama, Bintang pustaka Madani, Yogyakarta, ( 2021 ), Hal: 75-76
2
Muhammad Taufiqqurahman, sofan Rizqi, Manarul quran: jurnal study Islam, volume 21 no (02),
( 2021 ), halaman 228
Pada surat Ar Rum ayat 22 dan surat Al Hujurat bahwa keduanya mengandung tentang
keberagaman, perbedaan, toleransi. Surah Ar Rum ayat 22 menunjukkan tentang ciptaan Allah yang
menciptakan pasangan hidup sedangkan surat Al hujurat ayat 13 mengajarkan bahwa berbagai suku
bangsa diciptakan untuk saling mengenal.3
Pluralisme Agama sebagai suatu Kenyataan Sejarah
Dalam dunia Islam, pluralisme agama sebenarnya sudah ada sejak sebelum era modern. Pada abad
ke-7 M ciri-ciri pluralisme agama dalam dimensi Alquran, sudah sering diwujudkan dalam berbagai
dimensi oleh Nabi Muhammad saw. Masyarakat Madinah juga saat itu sudah menjadikannya sebagai
suatu kesadaran umum. Kesadaran umum religius masyarakat Madinah itu merupakan penjelmaan
sikap patuh kepada konstitusi yang dibentuk bersama-sama Nabi, yang dinamakan piagam
Madinah.52 Salah satu poin inti piagam itu adalah agar masing-masing penganut agama tidak saling
mengganggu dan dapat hidup berdampingan. Bahkan Nabi pernah berkata bahwa barang siapa
mengganggu kaum Zimmi (minoritas nonmuslim) maka ia telah mengganggu Nabi. Disitu terjadi
dialog antar agama yaitu antar mereka dengan Nabi. Di antara masalah yang dibicarakan adalah
tentang konsep trinitas, tentang Islam dan lain-lain. Dialog ini menjadi sebab munculnya QS. Ali
Imran/3: ayat 1-80. Selama di Madinah, mereka melakukan kebaktian di dalam Masjid Nabawi
dengan kiblat ke arah Timur. Bukti-bukti empiris pluralisme agama yang lain juga terjadi dalam
kehidupan sosial, budaya dan politik yang konkrit di Andalusia Spanyol pada masa pemerintahan
Umawiyah. Pemerintahan tersebut secara konsisten menegakkan nilai-nilai plural berdasarkan
Alquran dan hadis yang menciptakan iklim kemajemukan dalam masyarakat. Mereka menghargai
eksistensi kebudayaan lain di luar Islam seperti Kristen dan Yahudi. Dalam hal ini, Max Dimon
berpendapat bahwa era pemerintahan Umawiyah Spanyol dapat dipandang sebagai rahmat yang
mengakhiri zaman kezaliman penguasa yang dominatif.4
Kajian Pluralisme Agama dalam Perspektif Islam: Analisis Penelitian Kholil dan Zainuddin
Penelitian tentang pluralisme agama telah dilakukan oleh beberapa peneliti, termasuk Kholil dan
Zainuddin.
a) Hasil penelitian Kholil menunjukkan bahwa:
Pluralisme agama bukan hanya fenomena sosial, tapi juga fenomena teologis yang tidak bisa
dihindari karena merupakan kehendak Tuhan.
Nurcholis Madjid mengembangkan gagasan pluralisme agama untuk mempromosikan model
keberagamaan inklusif dan pluralis dalam kehidupan umat Islam.
Gagasan Nurcholis memiliki implikasi terhadap dinamika pemikiran Islam di Indonesia.
b) Sementara itu, penelitian Zainuddin menunjukkan bahwa:
Pola relasi antara elit agama Islam dan Kristen dapat berbeda-beda, tergantung pada
kelompok fundamentalis atau moderat.
Kelompok Islam fundamentalis memiliki konstruksi pluralisme agama non-reduksionis,
sedangkan kelompok moderat memiliki konstruksi normatif.
Pola relasi antara elit agama dapat bercorak ko-eksistensi atau pro-eksistensi, dan orientasi
dialog antar umat beragama dapat berorientasi kemasyarakatan atau teologis.5
Paham Pluralisme adalah Solusi Keberagaman Umat Manusia
Paham pluralisme agama dianggap sebagai solusi untuk mengatasi keberagaman umat manusia.
Konflik antaragama sering terjadi karena tidak adanya toleransi dan saling pengertian antar pemeluk
3
Soni sabana Abdu Jabbar, Jurnal pendidikan Islam dan sosial agama, Islam dan Pluralisme,
Bandung, Volume.03 No.04, (2024 ) Hal: 79-80
4 Muh Huzain, Nilai- nilai pluralisme Agama masyarakat Prafi, pluralisme agama sebagai suatu
kenyataan sejarah, CV Budi Utama, Yogyakarta, (2020) hal: 22-23
5 H.M. Zainuddin, Pluralisme Agama: Pergulatan Dialogis Islam-Kristen di Indonesia, Malang: UIN
Maliki Press, (2020), hlm. 59--60.
agama yang berbeda. Islam menjunjung tinggi toleransi dan memiliki karakteristik sebagai alhanifiyah al-samhah (toleransi yang lurus dan benar).
Contoh toleransi dalam Islam:
Sikap Rasulullah SAW terhadap jenazah Yahudi yang lewat di hadapannya, di mana beliau
berdiri sebagai tanda hormat.
Perjanjian Umar bin Khattab dengan penduduk Yerusalem yang memberikan jaminan
perlindungan dan keamanan kepada mereka.
Toleransi Islam telah mendapatkan apresiasi dari para pemikir Barat, seperti Will Durant dan Michel
Michaud, yang mengakui bahwa Islam telah menjadi pionir dalam hal toleransi agama dan
perikemanusiaan.6
Toleransi
Toleransi adalah sikap menenggang dan menghargai perbedaan pendapat, kepercayaan, dan
kebiasaan orang lain. Tujuan toleransi adalah untuk memuliakan kehidupan manusia dan menciptakan
keselarasan, kedamaian, dan keharmonisan dalam masyarakat.
Toleransi beragama memiliki beberapa tujuan, yaitu:
Memuliakan kehidupan beragama setiap manusia
Menghasilkan harmoni dan kedamaian dalam keragaman
Meminimalkan kontestasi antar umat beragama
Melahirkan masyarakat yang saling menghargai dan saling membantu
Untuk menegakkan toleransi beragama yang otentik, diperlukan kesadaran dan keikhlasan untuk
menghargai sistem kepercayaan orang lain. Generasi Z dapat berperan dalam stabilitas kerukunan
beragama karena mereka memiliki karakteristik yang inklusif, terbuka, dan realistis. Mereka percaya
akan pentingnya komunikasi dalam penyelesaian konflik dan perubahan, serta menghargai ekspresi
setiap individu tanpa memberi label tertentu.7
Studi Kasus
Studi kasus penafsiran ayat-ayat tentang gender dan pluralisme menggunakan pendekatan
hermeneutika telah dilakukan oleh beberapa cendekiawan Muslim, seperti Amina Wadud dan Farid
Esack. Mereka menggunakan hermeneutika untuk menekankan prinsip kesetaraan gender dan dialog
antarumat beragama dalam Al-Qur'an. Namun, pendekatan ini juga mendapat kritik karena dianggap
terlalu liberal dan berisiko menimbulkan kesalahpahaman. Jika diterapkan secara hati-hati,
hermeneutika dapat menjadi alat bantu efektif untuk memahami Al-Qur'an dalam konteks kehidupan
modern.8
Tantangan pluralisme di Indonesia
1. Sikap eksklusif dalam kelompok beragama dan klaim kebenaran yang dapat memicu konflik.
2. Kurangnya pemahaman tentang pluralisme agama dan toleransi antarumat beragama.
3. Perbedaan penafsiran agama dan kepentingan ekonomi dan politik yang dapat memicu
konflik.
4. Mobilisasi massa dalam kegiatan dakwah yang dapat menciptakan kecemasan dan
kecemburuan kelompok agama lain.
6 Muhammad Hasan Qadran Qaramaliki, PLURALISME AGAMA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN
Ratoni Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Brebes Article History: 2024 hal: 16
7
Prof.Dr. H.Bulkani Mpd, moderasi beragama di tengah pluralisme, Penerbit forum kerukunan umat
beragama: kalimantan barat, (2024), hal: 1-3
8 Taufikur rohman, Metodologi Tafsir Al-Quran. (n.p.): Azzia Karya Bersama. padang, (2025)
hal:136-137
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan pemahaman pluralisme agama yang dapat mempromosikan
toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Dengan demikian, perbedaan agama tidak menjadi
sumber konflik, tetapi menjadi kekayaan dan kekuatan bagi bangsa Indonesia.9
Implikasi pluralisme bagi kehidupan manusia
1. Pluralitas sebagai Sunnatullah: Pluralitas adalah karakteristik utama makhluk Allah dan
merupakan hukum Allah yang abadi di semua bidang kehidupan.
2. Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan: Kebebasan beragama melahirkan toleransi dan
menghormati hak orang lain untuk berbeda dalam beragama dan berkeyakinan.
3. Interaksi Positif: Pluralisme memerlukan interaksi positif dan hubungan yang baik antara
manusia, serta menghargai pendapat orang lain dan respek terhadap perbedaan.
Dengan memahami dan mengamalkan implikasi pluralisme ini, manusia dapat hidup dalam harmoni
dan kedamaian, serta membangun masyarakat yang demokratis dan menghargai kebebasan dan
kesetaraan.10
KESIMPULAN
Pluralisme agama dalam Al-Qur'an dapat menjadi solusi untuk mengatasi ketidakharmonisan antar umat
beragama. Konsep pluralisme agama dalam Al-Qur'an meliputi pengakuan eksistensi agama lain, kebebasan
beragama, dan penghormatan terhadap agama lain. Dengan memahami dan mengamalkan pluralisme agama, kita
dapat membangun hubungan yang harmonis dan saling menghormati antara individu-individu yang berbeda.
Pluralisme agama bukan hanya fenomena sosial, tapi juga fenomena teologis yang tidak bisa dihindari karena
merupakan kehendak Tuhan. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran dan keikhlasan untuk menghargai system
kepercayaan orang lain dan membangun interaksi positif antara manusia. Dengan memahami dan mengamalkan
pluralisme agama, kita dapat membangun masyarakat yang demokratis dan menghargai kebebasan dan
kesetaraan. Pluralisme agama dapat menjadi solusi untuk mengatasi keberagaman umat manusia dan
mempromosikan kerukunan dan kesepahaman antara umat beragama.
9
Julita Lestari, PLURALISME AGAMA DI INDONESIA Tantangan dan Peluang Bagi Keutuhan
Bangsa, UIN Sunan Kalijaga, YogyakartaAl-Adyan: Journal of Religious Studies | Volume 1, Nomor 1, (2020)
hal: 6
10 Ruslan Ruslan, DIRASAT ISLAMIAH: JURNAL KAJIAN KEISLAMAN Perspektif Al-Quran tentang
Pluralisme Muslim Indonesia Universitas Volume 4, No (2) (2023) hal:75
DAFTAR PUSTAKA
Asep Setiawan, S.Th.I, M.Ud., (2021) Pluralisme Agama dalam Perspektif Islam, pengertian pluralisme agama,
Bintang pustaka Madani, Yogyakarta, Hal: 75-76
H.M. Zainuddin, (2020), Pluralisme Agama: Pergulatan Dialogis Islam-Kristen di Indonesia , Malang: UIN
Maliki Press, hal: 59--60.
Julita Lestari, (2020), PLURALISME AGAMA DI INDONESIA, Tantangan dan Peluang Bagi Keutuhan Bangsa
, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta Al-Adyan: Journal of Religious Studies | Volume 1, No (1) hal: 75
Muh Huzain, (2020), Nilai- nilai pluralisme Agama masyarakat Prafi, pluralisme agama sebagai suatu
kenyataan sejarah , CV Budi Utama, Yogyakarta, hal: 22-23
Muhammad Hasan Qadran Qaramaliki, (2024), PLURALISME AGAMA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN ,
Ratoni Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI), Brebes Article History: hal: 99
Muhammad Taufiqqurahman, sofan Rizqi, (2021), Manarul quran: jurnal study Islam, volume 21 no (02), Jawa
Tengah, hal: 228
Prof.Dr .H.Bulkani MPd, (2023), moderasi beragama di tengah pluralisme , Penerbit forum kerukunan umat
beragama : Kalimantan Barat, hal: 1-3
Ruslan Ruslan, (2023), DIRASAT ISLAMIAH: JURNAL KAJIAN KEISLAMAN Volume 4, No (2) hal: 75
Soni sabana Abdu Jabbar, (2024) Jurnal pendidikan Islam dan sosial agama, Islam dan Pluralisme , Bandung,
Volume.03 No.04, hal: 79-80
Taufikur rohman, (2025), Metodologi Tafsir Al-Quran, (n.p.): Azzia Karya Bersama. padang, hal: 136-137
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI