Mohon tunggu...
Linda Cantika
Linda Cantika Mohon Tunggu... Pelajar

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Palembang

Tafsir Al-Quran Dalam Isu Pluralisme

3 Juni 2025   17:32 Diperbarui: 3 Juni 2025   17:32 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Palembang. Sumber ilustrasi: SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com/Ryan Zulqudsie

1

Tafsir Al-Qur'an Dalam Isu Pluralisme

Muh Hersa Falah1

, Marsha Aulia2

, Siti Aisyah3 Sri Susilo4 , Ani Marlia,M.Pd5

Pendidikan Agama Islam,Universitas Negeri Islam Raden Fatah

Palembang,Sumatera Selatan

 1 hersafal435@gmail.com,

2 syneamarsha@gmail.com,

3

sitiaisyahramahdina217@gmail.com

 4

lindacantika684@gmail.com,

5 animarlia uin@radenfatah.ac.id;

ABSTRAK

Pluralisme Agama dalam Al-Qur'an: Membangun Toleransi dan Kerukunan Antarumat Beragama

Penelitian ini membahas tentang pluralisme agama dalam Al-Qur'an sebagai solusi untuk mengatasi

ketidakharmonisan antar umat beragama. Al-Qur'an menekankan pentingnya pengakuan eksistensi

agama lain, kebebasan beragama, dan penghormatan terhadap agama lain. Analisis singkat dari

Surah Ar-Rum ayat 21 dan Surah Al-Hujurat ayat 13 menunjukkan bahwa pluralisme agama dapat

diartikan sebagai pentingnya membangun hubungan yang harmonis dan saling menghormati antara

individu-individu yang berbeda. Penelitian ini juga membahas tentang contoh toleransi dalam Islam,

seperti sikap Rasulullah SAW terhadap jenazah Yahudi dan perjanjian Umar bin Khattab dengan

penduduk Yerusalem. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pluralisme agama dapat menjadi

solusi untuk mengatasi keberagaman umat manusia dan membangun masyarakat yang demokratis

dan menghargai kebebasan dan kesetaraan.

Kata kunci: Pluralisme Agama, Toleransi, Kerukunan Antarumat Beragama, Al-Qur'an.

ABSTRACT

Religious Pluralism in the Qur'an: Building Tolerance and Interfaith Harmony. This research discusses

religious pluralism in the Qur'an as a solution to overcome disharmony among religious communities. The

Qur'an emphasizes the importance of recognizing the existence of other religions, religious freedom, and

respect for other religions. A brief analysis of Surah Ar-Rum verse 21 and Surah Al-Hujurat verse 13 shows that

religious pluralism can be interpreted as the importance of building harmonious relationships and mutual

respect between different individuals. This research also discusses examples of tolerance in Islam, such as the

Prophet Muhammad's attitude towards a Jewish funeral procession and the Umar bin Khattab's agreement with

the people of Jerusalem. The results of this research indicate that religious pluralism can be a solution to

overcome human diversity and build a democratic society that values freedom and equality.

Keywords: Religious Pluralism, Tolerance, Interfaith Harmony, Qur'an.

PENDAHULUAN

Pluralisme agama merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan masyarakat modern.

Dengan adanya perbedaan agama dan kepercayaan, maka penting untuk membangun toleransi dan kerukunan

antarumat beragama. Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam memiliki konsep pluralisme agama yang dapat

menjadi solusi untuk mengatasi ketidakharmonisan antar umat beragama. Penelitian ini bertujuan untuk

membahas tentang pluralisme agama dalam Al-Qur'an dan bagaimana konsep ini dapat diaplikasikan dalam

kehidupan sehari-hari.

PEMBAHASAN

Pengertian Pluralisme

Moqsith menjelaskan bahwa kata "pluralisme" berasal dari bahasa Inggris, pluralism. Kata ini

diduga berasal dari bahasa Latin, plures, yang berarti beberapa dengan implikasi perbedaan. Dari asalusul kata ini diketahui bahwa pluralisme agama, menurutnya tidak menghendaki keseragaman bentuk

agama. Sebab, ketika keseragaman sudah terjadi, maka tidak ada lagi pluralitas agama (religious

plurality). Ia menegaskan bahwa keseragaman itu sesuatu yang mustahil karena Allah sendiri menjelaskan bahwa sekiranya Tuhanmu berkehendak niscaya kalian akan dijadikan dalam satu umat.

Di samping itu, menurutnya,pluralisme agama tidak identik dengan model beragama secara eklektik,

yaitu mengambil bagian-bagian tertentu dalam suatu agama dan membuang sebagiannya untuk

kemudian mengambilbagian yang lain dalam agama lain dan membuang bagian yang tak relevan dari

agama yang lain itu.1

Konsep Pluralisme dalam Al-Qur'an

Fokus kajian ini berlatar belakang karena banyaknya ketidakharmonisan antar umat beragama

yang ada, banyak konflik terjadi karena masalah keyakinan yang sangat beragam, dikarenakan saling

menganggap bahwa hanya agamanya lah yang paling benar. Padahal esensi kebenaran sebuah agama

sejatinya teletak pada jawabannya atas problem kemanusiaan. Didalam al-Qur'an, pluralisme agama

telah banyak dijelaskan, diantaranya adalah tidak ada pemaksaan dalam beragama, Untuk itu apabila

Allah menghendaki niscaya menjadi umat yang tunggal, satu suku, satu bangsa, satu agama, tetapi

Allah tidak menghendaki itu. Allah memang sengaja menjadikan kita bermacam-macam untuk

menguji berkenaan dengan apa yang dianugerahkan dan mempersilahkan hamba-Nya berlombaberlomba dalam kebaikan. Dan akhirnya, ada tiga konsep pluralisme agama yang terdapat dalam alQur'an, yaitu konsep pengakuan eksistensi agama lain, konsep kebebasan beragama dan konsep

pernghormatan Islam terhadap agama lain.2

Tafsir Alquran tentang Pluralisme

Metode tafsir maudhu'i adalah metode tafsir tematik yang mampu digunakan untuk menghadapi

zaman, idealis, dan mudah dipahami tanpa membuang keutuhan makna yang disampaikan dalam Al

Qur'an. Kata adalah fokus makalah dengan metode Maudhu'i ini. Salah satu makna dari kata ini

adalah "perbedaan" yang mana sangat berkaitan erat dengan pluralitas terutama jika membahas negara

Indonesia. Pada tulisan kali ini, penulis akan membahas pluralisme dan agama Islam melalui kata

yang didukung dengan hadist Rasulullah, munasabah ayat dan penafsiran dari beberapa ulama.

QS. Ar-Rum: 21

Atinya:

"Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan

untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di

antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat

tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir."

Pada ayat 22 surat Ar Rum memiliki kaitan dengan ayat sebelumnya, yaitu ayat 21 menurut tafsir

Al-Misbah, pasangan pria dan wanita memiliki kesamaan dengan pasangan langit dan bumi. Yang

mana langit menurunkan hujan pada bumi dan bumi menumbuhkan tumbuhan dari dalamnya.

Al hujurat ayat 13

Artinya :

"Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan.

Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.

Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti."

1 Asep Setiawan, S.Th.I, M.Ud. , Pluralisme Agama dalam Perspektif Islam, pengertian pluralisme

agama, Bintang pustaka Madani, Yogyakarta, ( 2021 ), Hal: 75-76

2

Muhammad Taufiqqurahman, sofan Rizqi, Manarul quran: jurnal study Islam, volume 21 no (02),

( 2021 ), halaman 228

Pada surat Ar Rum ayat 22 dan surat Al Hujurat bahwa keduanya mengandung tentang

keberagaman, perbedaan, toleransi. Surah Ar Rum ayat 22 menunjukkan tentang ciptaan Allah yang

menciptakan pasangan hidup sedangkan surat Al hujurat ayat 13 mengajarkan bahwa berbagai suku

bangsa diciptakan untuk saling mengenal.3

Pluralisme Agama sebagai suatu Kenyataan Sejarah

Dalam dunia Islam, pluralisme agama sebenarnya sudah ada sejak sebelum era modern. Pada abad

ke-7 M ciri-ciri pluralisme agama dalam dimensi Alquran, sudah sering diwujudkan dalam berbagai

dimensi oleh Nabi Muhammad saw. Masyarakat Madinah juga saat itu sudah menjadikannya sebagai

suatu kesadaran umum. Kesadaran umum religius masyarakat Madinah itu merupakan penjelmaan

sikap patuh kepada konstitusi yang dibentuk bersama-sama Nabi, yang dinamakan piagam

Madinah.52 Salah satu poin inti piagam itu adalah agar masing-masing penganut agama tidak saling

mengganggu dan dapat hidup berdampingan. Bahkan Nabi pernah berkata bahwa barang siapa

mengganggu kaum Zimmi (minoritas nonmuslim) maka ia telah mengganggu Nabi. Disitu terjadi

dialog antar agama yaitu antar mereka dengan Nabi. Di antara masalah yang dibicarakan adalah

tentang konsep trinitas, tentang Islam dan lain-lain. Dialog ini menjadi sebab munculnya QS. Ali

Imran/3: ayat 1-80. Selama di Madinah, mereka melakukan kebaktian di dalam Masjid Nabawi

dengan kiblat ke arah Timur. Bukti-bukti empiris pluralisme agama yang lain juga terjadi dalam

kehidupan sosial, budaya dan politik yang konkrit di Andalusia Spanyol pada masa pemerintahan

Umawiyah. Pemerintahan tersebut secara konsisten menegakkan nilai-nilai plural berdasarkan

Alquran dan hadis yang menciptakan iklim kemajemukan dalam masyarakat. Mereka menghargai

eksistensi kebudayaan lain di luar Islam seperti Kristen dan Yahudi. Dalam hal ini, Max Dimon

berpendapat bahwa era pemerintahan Umawiyah Spanyol dapat dipandang sebagai rahmat yang

mengakhiri zaman kezaliman penguasa yang dominatif.4

Kajian Pluralisme Agama dalam Perspektif Islam: Analisis Penelitian Kholil dan Zainuddin

Penelitian tentang pluralisme agama telah dilakukan oleh beberapa peneliti, termasuk Kholil dan

Zainuddin.

a) Hasil penelitian Kholil menunjukkan bahwa:

Pluralisme agama bukan hanya fenomena sosial, tapi juga fenomena teologis yang tidak bisa

dihindari karena merupakan kehendak Tuhan.

Nurcholis Madjid mengembangkan gagasan pluralisme agama untuk mempromosikan model

keberagamaan inklusif dan pluralis dalam kehidupan umat Islam.

Gagasan Nurcholis memiliki implikasi terhadap dinamika pemikiran Islam di Indonesia.

b) Sementara itu, penelitian Zainuddin menunjukkan bahwa:

Pola relasi antara elit agama Islam dan Kristen dapat berbeda-beda, tergantung pada

kelompok fundamentalis atau moderat.

Kelompok Islam fundamentalis memiliki konstruksi pluralisme agama non-reduksionis,

sedangkan kelompok moderat memiliki konstruksi normatif.

Pola relasi antara elit agama dapat bercorak ko-eksistensi atau pro-eksistensi, dan orientasi

dialog antar umat beragama dapat berorientasi kemasyarakatan atau teologis.5

Paham Pluralisme adalah Solusi Keberagaman Umat Manusia

Paham pluralisme agama dianggap sebagai solusi untuk mengatasi keberagaman umat manusia.

Konflik antaragama sering terjadi karena tidak adanya toleransi dan saling pengertian antar pemeluk

3

Soni sabana Abdu Jabbar, Jurnal pendidikan Islam dan sosial agama, Islam dan Pluralisme,

Bandung, Volume.03 No.04, (2024 ) Hal: 79-80

4 Muh Huzain, Nilai- nilai pluralisme Agama masyarakat Prafi, pluralisme agama sebagai suatu

kenyataan sejarah, CV Budi Utama, Yogyakarta, (2020) hal: 22-23

5 H.M. Zainuddin, Pluralisme Agama: Pergulatan Dialogis Islam-Kristen di Indonesia, Malang: UIN

Maliki Press, (2020), hlm. 59--60.

agama yang berbeda. Islam menjunjung tinggi toleransi dan memiliki karakteristik sebagai alhanifiyah al-samhah (toleransi yang lurus dan benar).

Contoh toleransi dalam Islam:

Sikap Rasulullah SAW terhadap jenazah Yahudi yang lewat di hadapannya, di mana beliau

berdiri sebagai tanda hormat.

Perjanjian Umar bin Khattab dengan penduduk Yerusalem yang memberikan jaminan

perlindungan dan keamanan kepada mereka.

Toleransi Islam telah mendapatkan apresiasi dari para pemikir Barat, seperti Will Durant dan Michel

Michaud, yang mengakui bahwa Islam telah menjadi pionir dalam hal toleransi agama dan

perikemanusiaan.6

Toleransi

Toleransi adalah sikap menenggang dan menghargai perbedaan pendapat, kepercayaan, dan

kebiasaan orang lain. Tujuan toleransi adalah untuk memuliakan kehidupan manusia dan menciptakan

keselarasan, kedamaian, dan keharmonisan dalam masyarakat.

Toleransi beragama memiliki beberapa tujuan, yaitu:

Memuliakan kehidupan beragama setiap manusia

Menghasilkan harmoni dan kedamaian dalam keragaman

Meminimalkan kontestasi antar umat beragama

Melahirkan masyarakat yang saling menghargai dan saling membantu

Untuk menegakkan toleransi beragama yang otentik, diperlukan kesadaran dan keikhlasan untuk

menghargai sistem kepercayaan orang lain. Generasi Z dapat berperan dalam stabilitas kerukunan

beragama karena mereka memiliki karakteristik yang inklusif, terbuka, dan realistis. Mereka percaya

akan pentingnya komunikasi dalam penyelesaian konflik dan perubahan, serta menghargai ekspresi

setiap individu tanpa memberi label tertentu.7

Studi Kasus

Studi kasus penafsiran ayat-ayat tentang gender dan pluralisme menggunakan pendekatan

hermeneutika telah dilakukan oleh beberapa cendekiawan Muslim, seperti Amina Wadud dan Farid

Esack. Mereka menggunakan hermeneutika untuk menekankan prinsip kesetaraan gender dan dialog

antarumat beragama dalam Al-Qur'an. Namun, pendekatan ini juga mendapat kritik karena dianggap

terlalu liberal dan berisiko menimbulkan kesalahpahaman. Jika diterapkan secara hati-hati,

hermeneutika dapat menjadi alat bantu efektif untuk memahami Al-Qur'an dalam konteks kehidupan

modern.8

Tantangan pluralisme di Indonesia

1. Sikap eksklusif dalam kelompok beragama dan klaim kebenaran yang dapat memicu konflik.

2. Kurangnya pemahaman tentang pluralisme agama dan toleransi antarumat beragama.

3. Perbedaan penafsiran agama dan kepentingan ekonomi dan politik yang dapat memicu

konflik.

4. Mobilisasi massa dalam kegiatan dakwah yang dapat menciptakan kecemasan dan

kecemburuan kelompok agama lain.

6 Muhammad Hasan Qadran Qaramaliki, PLURALISME AGAMA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN

Ratoni Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Brebes Article History: 2024 hal: 16

7

Prof.Dr. H.Bulkani Mpd, moderasi beragama di tengah pluralisme, Penerbit forum kerukunan umat

beragama: kalimantan barat, (2024), hal: 1-3

8 Taufikur rohman, Metodologi Tafsir Al-Quran. (n.p.): Azzia Karya Bersama. padang, (2025)

hal:136-137

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan pemahaman pluralisme agama yang dapat mempromosikan

toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Dengan demikian, perbedaan agama tidak menjadi

sumber konflik, tetapi menjadi kekayaan dan kekuatan bagi bangsa Indonesia.9

Implikasi pluralisme bagi kehidupan manusia

1. Pluralitas sebagai Sunnatullah: Pluralitas adalah karakteristik utama makhluk Allah dan

merupakan hukum Allah yang abadi di semua bidang kehidupan.

2. Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan: Kebebasan beragama melahirkan toleransi dan

menghormati hak orang lain untuk berbeda dalam beragama dan berkeyakinan.

3. Interaksi Positif: Pluralisme memerlukan interaksi positif dan hubungan yang baik antara

manusia, serta menghargai pendapat orang lain dan respek terhadap perbedaan.

Dengan memahami dan mengamalkan implikasi pluralisme ini, manusia dapat hidup dalam harmoni

dan kedamaian, serta membangun masyarakat yang demokratis dan menghargai kebebasan dan

kesetaraan.10

KESIMPULAN

Pluralisme agama dalam Al-Qur'an dapat menjadi solusi untuk mengatasi ketidakharmonisan antar umat

beragama. Konsep pluralisme agama dalam Al-Qur'an meliputi pengakuan eksistensi agama lain, kebebasan

beragama, dan penghormatan terhadap agama lain. Dengan memahami dan mengamalkan pluralisme agama, kita

dapat membangun hubungan yang harmonis dan saling menghormati antara individu-individu yang berbeda.

Pluralisme agama bukan hanya fenomena sosial, tapi juga fenomena teologis yang tidak bisa dihindari karena

merupakan kehendak Tuhan. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran dan keikhlasan untuk menghargai system

kepercayaan orang lain dan membangun interaksi positif antara manusia. Dengan memahami dan mengamalkan

pluralisme agama, kita dapat membangun masyarakat yang demokratis dan menghargai kebebasan dan

kesetaraan. Pluralisme agama dapat menjadi solusi untuk mengatasi keberagaman umat manusia dan

mempromosikan kerukunan dan kesepahaman antara umat beragama.

9

Julita Lestari, PLURALISME AGAMA DI INDONESIA Tantangan dan Peluang Bagi Keutuhan

Bangsa, UIN Sunan Kalijaga, YogyakartaAl-Adyan: Journal of Religious Studies | Volume 1, Nomor 1, (2020)

hal: 6

10 Ruslan Ruslan, DIRASAT ISLAMIAH: JURNAL KAJIAN KEISLAMAN Perspektif Al-Quran tentang

Pluralisme Muslim Indonesia Universitas Volume 4, No (2) (2023) hal:75

DAFTAR PUSTAKA

Asep Setiawan, S.Th.I, M.Ud., (2021) Pluralisme Agama dalam Perspektif Islam, pengertian pluralisme agama,

Bintang pustaka Madani, Yogyakarta, Hal: 75-76

H.M. Zainuddin, (2020), Pluralisme Agama: Pergulatan Dialogis Islam-Kristen di Indonesia , Malang: UIN

Maliki Press, hal: 59--60.

Julita Lestari, (2020), PLURALISME AGAMA DI INDONESIA, Tantangan dan Peluang Bagi Keutuhan Bangsa

, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta Al-Adyan: Journal of Religious Studies | Volume 1, No (1) hal: 75

Muh Huzain, (2020), Nilai- nilai pluralisme Agama masyarakat Prafi, pluralisme agama sebagai suatu

kenyataan sejarah , CV Budi Utama, Yogyakarta, hal: 22-23

Muhammad Hasan Qadran Qaramaliki, (2024), PLURALISME AGAMA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN ,

Ratoni Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI), Brebes Article History: hal: 99

Muhammad Taufiqqurahman, sofan Rizqi, (2021), Manarul quran: jurnal study Islam, volume 21 no (02), Jawa

Tengah, hal: 228

Prof.Dr .H.Bulkani MPd, (2023), moderasi beragama di tengah pluralisme , Penerbit forum kerukunan umat

beragama : Kalimantan Barat, hal: 1-3

Ruslan Ruslan, (2023), DIRASAT ISLAMIAH: JURNAL KAJIAN KEISLAMAN Volume 4, No (2) hal: 75

Soni sabana Abdu Jabbar, (2024) Jurnal pendidikan Islam dan sosial agama, Islam dan Pluralisme , Bandung,

Volume.03 No.04, hal: 79-80

Taufikur rohman, (2025), Metodologi Tafsir Al-Quran, (n.p.): Azzia Karya Bersama. padang, hal: 136-137

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Palembang Selengkapnya
Lihat Palembang Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun