Berkecimpung di dunia tulis menulis sudah beberapa tahun. Setiap kali mengajar, saya usahakan para murid untuk mau mengembangkan kemampuan literasi, terutama menulis.Â
Tahun 2022/2023, saya berhasil mengabadikan tulisan-tulisan murid dalam bentuk buku fisik dengan tajuk "Menjadi Kupu-Kupu". Buku tersebut juga sudah dipamerkan dalam kegiatan Tutup Tahun sekolah.
Buku "Menjadi Kupu-Kupu" berisi cerita-cerita singkat dan puisi karya murid yang tentu saja saya koreksi tanpa menghilangkan kekhasan tulisan anak. Koreksian terhadap karya murid sebisa mungkin tetap mempertahankan cara penyajian ala murid itu sendiri.Â
Saya teringat sebuah tulisan senior saya di Kompasiana, bahwa mengajari murid menulis, jangan sampai dipoles habis-habisan oleh guru. Jika itu dilakukan, maka sudah barang tentu akan hilang tulisan anak-anak.
Mengajak murid untuk menulis tentu masih saya lakukan, meski batasannya tidak seperti saat saya mengajar di kelas atas. Saat ini saya mengajar di kelas III, di mana kemampuan murid dalam menulis masih perlu bimbingan ekstra. Oleh karenanya, tulisan-tulisan itu belum saya bukukan seperti buku yang saya ceritakan di awal tulisan.
Mengajar di kelas III memang tidak menyurutkan diri saya untuk membimbing murid agar mau mengasah terus kemampuan menulisnya. Di samping itu, mulai tahun ini saya memberanikan diri untuk mengampu Ektrakurikuler Bercerita. Ekstrakurikuler ini disamping untuk meningkatkan kemampuan literasi menulis, juga bercerita karena mulai tahun ini, dalam ajang FLSSSN, menulis cerita dan bercerita masuk di dalamnya.
Sebenarnya Kepala Sekolah menghendaki ada murid yang bisa mewakili cabang lomba tersebut semester kemarin. Namun, saya harus mengukur baju sendiri. Tidak mungkin menyiapkan lomba tersebut dalam waktu singkat. Ada banyak PR yang harus saya kerjakan agar murid bisa sampai tahap lomba.
Semester ini, dengan semangat yang lebih, saya menyanggupi untuk memegang ekstrakurikuler Bercerita. Sasarannya adalah murid-murid kelas IV dan V. Tujuan tetap mendidik murid agar mampu menulis, membaca cerita serta mendongeng untuk persiapan lomba FLSSSN.
Dalam ekstrakurikuler tersebut, banyak langkah yang saya tempuh. Mulai dari mengenalkan read aloud atau membaca nyaring. Saya mulai dari read aloud karena mereka bisa belajar bercerita dengan "contekan" dari buku. Read aloud ini mengasah kemampuan mengembangkan cerita karena buku yang biasa digunakan adalah buku cerita bermutu yang isinya singkat dan dominan dengan ilustrasi.
Saya mulai dengan memberikan contoh cara membaca read aloud. Dengan penyampaian khas, di mana pembaca cerita duduk di kursi, sedangkan pendengar atau murid duduk di depan pembaca cerita. Mereka menyimak penuh antusias. Celetukan saat saya membaca nyaring, membuat saya optimis bahwa mereka bisa menampilkan yang terbaik ketika saya memberi kesempatan untuk mempraktikkannya.