Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Nomine Best in Fiction Kompasiana Awards 2024 Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Read Aloud dalam Ekstrakurikuler: Langkah Awal Ajarkan Lomba Bercerita kepada Murid Sejak Dini

13 Agustus 2025   22:25 Diperbarui: 14 Agustus 2025   12:17 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampilan read aloud salah satu murid. | Dokumentasi pribadi

Berkecimpung di dunia tulis menulis sudah beberapa tahun. Setiap kali mengajar, saya usahakan para murid untuk mau mengembangkan kemampuan literasi, terutama menulis. 

Tahun 2022/2023, saya berhasil mengabadikan tulisan-tulisan murid dalam bentuk buku fisik dengan tajuk "Menjadi Kupu-Kupu". Buku tersebut juga sudah dipamerkan dalam kegiatan Tutup Tahun sekolah.

Buku "Menjadi Kupu-Kupu" berisi cerita-cerita singkat dan puisi karya murid yang tentu saja saya koreksi tanpa menghilangkan kekhasan tulisan anak. Koreksian terhadap karya murid sebisa mungkin tetap mempertahankan cara penyajian ala murid itu sendiri. 

Saya teringat sebuah tulisan senior saya di Kompasiana, bahwa mengajari murid menulis, jangan sampai dipoles habis-habisan oleh guru. Jika itu dilakukan, maka sudah barang tentu akan hilang tulisan anak-anak.

Mengajak murid untuk menulis tentu masih saya lakukan, meski batasannya tidak seperti saat saya mengajar di kelas atas. Saat ini saya mengajar di kelas III, di mana kemampuan murid dalam menulis masih perlu bimbingan ekstra. Oleh karenanya, tulisan-tulisan itu belum saya bukukan seperti buku yang saya ceritakan di awal tulisan.

Mengajar di kelas III memang tidak menyurutkan diri saya untuk membimbing murid agar mau mengasah terus kemampuan menulisnya. Di samping itu, mulai tahun ini saya memberanikan diri untuk mengampu Ektrakurikuler Bercerita. Ekstrakurikuler ini disamping untuk meningkatkan kemampuan literasi menulis, juga bercerita karena mulai tahun ini, dalam ajang FLSSSN, menulis cerita dan bercerita masuk di dalamnya.

Sebenarnya Kepala Sekolah menghendaki ada murid yang bisa mewakili cabang lomba tersebut semester kemarin. Namun, saya harus mengukur baju sendiri. Tidak mungkin menyiapkan lomba tersebut dalam waktu singkat. Ada banyak PR yang harus saya kerjakan agar murid bisa sampai tahap lomba.

Semester ini, dengan semangat yang lebih, saya menyanggupi untuk memegang ekstrakurikuler Bercerita. Sasarannya adalah murid-murid kelas IV dan V. Tujuan tetap mendidik murid agar mampu menulis, membaca cerita serta mendongeng untuk persiapan lomba FLSSSN.

Dalam ekstrakurikuler tersebut, banyak langkah yang saya tempuh. Mulai dari mengenalkan read aloud atau membaca nyaring. Saya mulai dari read aloud karena mereka bisa belajar bercerita dengan "contekan" dari buku. Read aloud ini mengasah kemampuan mengembangkan cerita karena buku yang biasa digunakan adalah buku cerita bermutu yang isinya singkat dan dominan dengan ilustrasi.

Saya mulai dengan memberikan contoh cara membaca read aloud. Dengan penyampaian khas, di mana pembaca cerita duduk di kursi, sedangkan pendengar atau murid duduk di depan pembaca cerita. Mereka menyimak penuh antusias. Celetukan saat saya membaca nyaring, membuat saya optimis bahwa mereka bisa menampilkan yang terbaik ketika saya memberi kesempatan untuk mempraktikkannya.

Setelah selesai memberikan contoh, saya berikan kesempatan kepada seorang murid laki-laki dan seorang murid perempuan untuk mempraktikkan read aloud. Semula mereka tidak mau melakukannya.

Di saat seperti kondisi tersebut, saya bertugas untuk memotivasi mereka agar belajar tampil di depan teman-temannya.

"Jangan aku, Bu. Callista dulu saja," ucap seorang murid perempuan yang menolak untuk maju membaca nyaring. "Lain kali gantian kok. Soalnya Bu Jora mau melihat kemampuan kalian, biar nanti kalau ada lomba, Bu Jora nggak kesulitan untuk menentukan siapa yang mewakili sekolah."

Akhirnya anak tersebut maju. Tidak percaya diri. Itu yang saya lihat saat dia sudah duduk di kursi, di depan teman-temannya.

"Silakan dimulai. Saya yakin kamu bisa," ucap saya yang duduk di antara murid-murid lainnya. Mulailah dia beraksi sampai akhir cerita. Dilanjutkan dengan penampilan murid laki-laki.

Dokpri
Dokpri

"Kamu itu berani dan sebenarnya bisa menampilkan terbaik, hanya saja kamu tidak percaya diri," ucap saya sambil memotivasi agar ke depannya lebih serius karena cara ekspresi saat saya membaca dengan read aloud, saya nilai sangat bagus.

Bicara di depan umum bukan hal yang mudah. Murid yang aktif saat belajar di kelas, bisa jadi kehilangan suara saat bercerita atau membaca di depan kelas. Namun mereka perlu dilatih terus, agar mereka mencintai buku ke depannya, di samping memiliki prestasi dalam berbagai perlombaan.

***

Branjang, 13 Agustus 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun