Setelah selesai memberikan contoh, saya berikan kesempatan kepada seorang murid laki-laki dan seorang murid perempuan untuk mempraktikkan read aloud. Semula mereka tidak mau melakukannya.
Di saat seperti kondisi tersebut, saya bertugas untuk memotivasi mereka agar belajar tampil di depan teman-temannya.
"Jangan aku, Bu. Callista dulu saja," ucap seorang murid perempuan yang menolak untuk maju membaca nyaring. "Lain kali gantian kok. Soalnya Bu Jora mau melihat kemampuan kalian, biar nanti kalau ada lomba, Bu Jora nggak kesulitan untuk menentukan siapa yang mewakili sekolah."
Akhirnya anak tersebut maju. Tidak percaya diri. Itu yang saya lihat saat dia sudah duduk di kursi, di depan teman-temannya.
"Silakan dimulai. Saya yakin kamu bisa," ucap saya yang duduk di antara murid-murid lainnya. Mulailah dia beraksi sampai akhir cerita. Dilanjutkan dengan penampilan murid laki-laki.
"Kamu itu berani dan sebenarnya bisa menampilkan terbaik, hanya saja kamu tidak percaya diri," ucap saya sambil memotivasi agar ke depannya lebih serius karena cara ekspresi saat saya membaca dengan read aloud, saya nilai sangat bagus.
Bicara di depan umum bukan hal yang mudah. Murid yang aktif saat belajar di kelas, bisa jadi kehilangan suara saat bercerita atau membaca di depan kelas. Namun mereka perlu dilatih terus, agar mereka mencintai buku ke depannya, di samping memiliki prestasi dalam berbagai perlombaan.
***
Branjang, 13 Agustus 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI