dimensi oleh Nabi Muhammad saw. Masyarakat Madinah juga saat itu sudah menjadikannya sebagai
suatu kesadaran umum. Kesadaran umum religius masyarakat Madinah itu merupakan penjelmaan
sikap patuh kepada konstitusi yang dibentuk bersama-sama Nabi, yang dinamakan piagam
Madinah.52 Salah satu poin inti piagam itu adalah agar masing-masing penganut agama tidak saling
mengganggu dan dapat hidup berdampingan. Bahkan Nabi pernah berkata bahwa barang siapa
mengganggu kaum Zimmi (minoritas nonmuslim) maka ia telah mengganggu Nabi. Disitu terjadi
dialog antar agama yaitu antar mereka dengan Nabi. Di antara masalah yang dibicarakan adalah
tentang konsep trinitas, tentang Islam dan lain-lain. Dialog ini menjadi sebab munculnya QS. Ali
Imran/3: ayat 1-80. Selama di Madinah, mereka melakukan kebaktian di dalam Masjid Nabawi
dengan kiblat ke arah Timur. Bukti-bukti empiris pluralisme agama yang lain juga terjadi dalam
kehidupan sosial, budaya dan politik yang konkrit di Andalusia Spanyol pada masa pemerintahan