Mohon tunggu...
Lina Rahayu
Lina Rahayu Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Guru Matematika SMA di Bekasi, yang memiliki hobi membaca, menulis dan travelling. Mengajar adalah sebuah panggilan hati yang diniatkan untuk berinvestasi dunia dan akhirat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Foto Pernikahan Suami Sahabatku

1 Februari 2023   12:03 Diperbarui: 1 Februari 2023   12:12 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Terus aku  harus apa, jadi spionase, mematai-matai Andre? Setelah aku  tahu dia selingkuh, terus aku mau apa?  lmeabrak mereka, membalas dendam lalu minta cerai sama Andre? terus aku jadi janda kaya kamu. Itu yang kamu mau sebagai sahabat?' Mitha terlihat begitu emosional. Buliran bening itu akhirnya keluar dari sudut-sudut matanya.” Aku kaget dan tertegun, tak menyangka Mitha akan mengeluarkan rentetan kalimat itu.ku akan menahan sakit ini meski Andre berselingkuh, apapun itu aku akan bertahan. Aku tidak akan terpengaruh oleh provokasi perempuan itu. Tidak  akan. Sejengkal pun aku tidak akan mundur meninggalkan Andre, meninggalkan  anak-anak , meninggalkan semua aset dan bisnis yang aku rintis bersama  Andre hanya karena affair mereka.  Apa kamu tidak paham, yang diharapkan perempuan itu, dia ingin aku marah dan pergi meninggalkan  Andre, lalu dia menguasai semuanya. Aku tidak akan melakukan itu, pergi meninggalkan Andre dan membiarkan wanita itu menguasainya. Aku  akan bertahan dengan segala kekuatanku di sini, di samping Andre dan anak-anak." Mitha terus terisak, isakan yang begitu memilukan. Isakan seorang wanita yang tak mau semua yang dia miliki direnggut orang lain.

"Mitha, ya Allah kamu yakin bisa melalui ini. Menjalani rumah tangga di atas pengkhianatan suami " Aku pun  pun ikut menangis, tak menyangka Mitha mengambil sikap yang tak bisa aku pahami.

"Aku  yakin. Sekali lagi aku pastikan, aku  akan tetap berdiri di sini dengan tegak. Aku  tidak akan pergi meninggalkan Andre. Anita, kamu tahu persis rasa ini,  sakit hati karena pengkhianatan. Tapi aku percaya sakit ini akan hilang seiring berjalannya waktu. Dengan bertahan, aku tidak akan kehilangan apapun, aku  tidak kehilangan suami,  anak-anak, harta, serta status sebagai istri businessman sukses dengan segala atribut dan fasilitasnya. Aku tidak akan kehilangan apapun, yang perlu aku lakukan hanyalah berdamai dengan hati dan rasa sakit ini. Aku  yakin  rasa sakit ini akan terkikis dengan sendirinya. Bayangkan jika aku mengambil keputusan bercerai dan pergi meninggalkan Andre, hanya ego sebagai wanita  yang aku utamakan justru aku akan kehilangan semuanya. Kehilangan suami, anak-anak, kemewahan dan semua yang aku  miliki, lalu menyerahkan ke perempuan sundal itu. Aku tidak rela, demi apapun aku tidak rela. Ini sakit yang jauh berlipat-lipat." panjang lebar Mitha menjelaskan prinsipnya sambil terisak.

"Ya Rabb, hati kamu terbuat dari apa Mitha. Aku tidak bisa memahami jalan pikiranmu.”

"Bantu aku  dengan doa, agar kuat menjalani episode hidupku kali ini dengan ikhlas. Ini sudah menjadi catatan takdir. Bantu aku  berdamai melewati rasa sakit ini. Aku  tidak akan memperdulikan tingkah polah perempuan itu. Aku hanya akan fokus kepada suami dan anak-anakku.  Aku anggap Andre hanya sedang bermain-main dan tersesat, aku  percaya dengan kekuatan kesabaran, keikhlasan dan doa dia akan kembali utuh,  jiwa dan raganya. Doain aku ya.” Mitha tersenyum dalam isak tangisnya, lalu memelukku erat. Bisa kurasakan luka itu menghujam jauh ke lubuk hatinya. Menyisakan luka dan perih yang mendalam.

Aku hanya terdiam....

Iya, Aku  dan Mitha adalah dua sahabat dengan sikap yang berbeda menghadapi pengkhiatan terhadap kesetiaan. Aku  tidak  bisa mentolelir pengkhianatan, memilih bercerai dan menjalani hidup yang baru. melepas semua sakit dan membebaskan diri, meski harus kehilangan banyak hal. Sementara Mitha memilih mempertahankan semua miliknya dan berjuang berdamai dengan rasa sakitnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun