Mohon tunggu...
Lilian Kiki Triwulan
Lilian Kiki Triwulan Mohon Tunggu... Penulis - Always be happy

La vie est une aventure

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dalang Jemblung, Teater Tradisional yang Perlu Regenerasi

25 Mei 2022   10:57 Diperbarui: 26 Mei 2022   16:06 1460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pentas Dalang Jemblung oleh Katasapa Purbalingga/Foto: Katasapa Purbalingga

Lebih menariknya lagi di tengah-tengah para pemain ada sajian semacam tumpeng yang isinya kuraban (serundeng, kecambah, jeroan) sebagai lambang kekhusyuan. 

Kemudian ada pachetan yang terdiri dari ketan, jenang, wajik, opak, ampyang sebagai lambang sebutan. Lalu ada pisang sebagai lambang secepatnya, air putih sebagai lambang hati yang jernih dan dawegan atau kelapa hijau sebagai lambang rasa syukur.

Sajiannya ini bukan untuk sesajen atau hiasan semata tapi bisa dinikmati oleh para pemainnya. Kalau pemain merasa haus dan ingin minum bisa langsung meminumnya saat pementasan berlangsung.

Pentas Dalang Jemblung/Foto: Katasapa Purbalingga
Pentas Dalang Jemblung/Foto: Katasapa Purbalingga

Ini menjadi pengalaman yang luar biasa biasa belajar sekaligus mempraktikan Dalang Jemblung dengan cerita "Kumbo Karno Nyuwarga" dan "Umar Maya Kembar Lima". Dalang Jemblung ini memang butuh regenerasi terutama mereka generasi muda agar tetap lestari dan tidak punah termakan waktu. Salam Budaya!!! (Lilian Kiki Triwulan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun