Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... ASN di KLHK

Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Gowes di Masa Pandemi Covid 19 (2)

19 Juni 2025   07:48 Diperbarui: 19 Juni 2025   08:09 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyusuri Jalan Brosot-Nagung (Koleksi pribadi)

Saat nyeruput kopi hitam, Rohman nampak mengingat-ingat dengan keras tentang istrinya Nanok. Wajah teman-teman wanita kelas 1 di SMAN 7 Yogyakarta yang sudah 31 tahun yang lalu berusaha dinampakan satu-persatu.

Terbayang beberapa wajah-wajah yang dapat terpangil dan nampak di memori Rohman seperti Dewi, Silvi, Retno, Sasti, Prihatni, Ari, Yani. Dan Ia dikagetkan dengan pertanyaan Hedro, "wis kelingan rung, sopo bojone Nanok?"

"Wis lah. Jenengmu Ani to?" Kata Rohman dengan PD.

"Yoh," jawab yang ditanya.

Dan bertiga kompak ketawa terbahak-bahak. "Apalah arti sebuah nama Man. Wis saelingmu wae gak popo. Iki wis jam 7 punjul loh cah. Piye ki?" Kata Nanok mengingatkan Matahari sudah semakin tinggi.

"Seko kene neng Galur kiro-kiro pirang kilo Nok? Nek adoh mbokwis sepedane diangkut sek, nek wis ngelewati pegunungan kars Slarong, dewe lagi golek parkiran trus mancal. Piye?" Usul Hendro.

"Mbok wis mobile diparkirke neng pasar Galur ae. Ratekan sekilo wis tekan omahe Prihartini."

"Hahahahahaha......" Ketawapun pecah diantara mereka berempat.

"Mbok usul ki sing apik to Nok. Nek parkir neng RS. UII Jl. Pandak piye? Kan rapatio adoh lan rapatio jedak to?" Usul Rohman.

"Yowis ndang dilebokno pitmu Nok. Engko dipikir karo mlaku. Do kokean lambe. Selak dhuhur iki," kata Hendro.

Setelah sepeda Nanok masuk mobil, mereka berangkat sambil ngobrol ngalor-ngidul tentang masa lalu dan nasib kawan-kawan lama mereka sekarang hampir menginjak kepala 5.

Saat mobil akan sampai di pegunungan kars Slarong dimana ada Gua Pangeran Diponegoro sebagai salah satu objek wisata, mereka tersadar harus menentukan lokasi parkir dan segera mancal. Melihat tanjakan yang cukup panjang, Hendro pun berujar, "Untung nganggo mobil cah. Nek ora aku iso ngglundung nang kene."

"Ora ming ngglundung tapi nggeblak," saut Nanok.

"Ora ming kui Nok. Iso ambyar. Wkwkwkwkwk"

"Mbok sing sopan sitik to cah." Kata Hendro sesungutan.

Mereka kembali konsentrasi untuk mencari beberapa lokasi yang aman untuk parkir seperti pasar, minimarket, mesjid besar.

Mereka saling tolah-toleh ke kanan dan ke kiri namun dalam kondisi Pandemi Covid 19 ini tempat-tempat tersebut banyak ditutup. "Opo arep ning RM. Ingkung? Tapi ijih wareg ik," usul Hendro.

"Usul dewe, dibantah dewe. Dasar cah gemblung," saut Rohman.

Semakin lama mobil semakin mendekati Jl. Pandak, yang artinya kalau tidak segera menemukan tempat yang, maka jarak tempuh ke Galur semakin pendek. Alias gak jadi mancal pit, tapi malah mancal pedal mobil. Hehehehe.

"Lah kae wis ketok RS. UII. Opo parkir kono wae. Tapi poyo entok?" Kata Nanok.

"Walah 11/12 karo aku. Usul dewe, ragu-ragu dewe cah. Wkwkwkwk." ejek Hendro gak mau kalah.

"Kayake aku pernah ndelok Mesjid kanan dalan bar ketemu Jl. Pandak. Ijih 13 Km seko omahe Pri."

Akhirnya ketemu juga mesjid yang dimaksud. Setelah sepeda diturunkan, Nanok ngeblas duluan. Namun ketika Rohman dan Hendro mau menyusul Nanok, tiba-tiba ada ibu-ibu yang tanya, "meniko mobile sinten njih mas?"

"Kulo bu, pripun?" Tanya Hendro penasaran.

"Ini saya mau buka angkringan, mobile njenengan geser mriko njih."

Dengan bergegas Hendro menuruti apa yang ibu-ibu minta. "Telponen Nanok, Man. Ojo mbok tinggal loh aku."

"Asyiap ndan!"

BERSAMBUNG...

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun