Saat mobil akan sampai di pegunungan kars Slarong dimana ada Gua Pangeran Diponegoro sebagai salah satu objek wisata, mereka tersadar harus menentukan lokasi parkir dan segera mancal. Melihat tanjakan yang cukup panjang, Hendro pun berujar, "Untung nganggo mobil cah. Nek ora aku iso ngglundung nang kene."
"Ora ming ngglundung tapi nggeblak," saut Nanok.
"Ora ming kui Nok. Iso ambyar. Wkwkwkwkwk"
"Mbok sing sopan sitik to cah." Kata Hendro sesungutan.
Mereka kembali konsentrasi untuk mencari beberapa lokasi yang aman untuk parkir seperti pasar, minimarket, mesjid besar.
Mereka saling tolah-toleh ke kanan dan ke kiri namun dalam kondisi Pandemi Covid 19 ini tempat-tempat tersebut banyak ditutup. "Opo arep ning RM. Ingkung? Tapi ijih wareg ik," usul Hendro.
"Usul dewe, dibantah dewe. Dasar cah gemblung," saut Rohman.
Semakin lama mobil semakin mendekati Jl. Pandak, yang artinya kalau tidak segera menemukan tempat yang, maka jarak tempuh ke Galur semakin pendek. Alias gak jadi mancal pit, tapi malah mancal pedal mobil. Hehehehe.
"Lah kae wis ketok RS. UII. Opo parkir kono wae. Tapi poyo entok?" Kata Nanok.
"Walah 11/12 karo aku. Usul dewe, ragu-ragu dewe cah. Wkwkwkwk." ejek Hendro gak mau kalah.
"Kayake aku pernah ndelok Mesjid kanan dalan bar ketemu Jl. Pandak. Ijih 13 Km seko omahe Pri."