Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Percayai dan Cintai Generasi Muda, Seperti Kau Percayai dan Cintai Anakmu

25 September 2019   20:46 Diperbarui: 26 September 2019   05:54 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demo Mahasiswa (Foto Antara)

Kita saat ini dalam situasi negara dengan demokrasi yang digerogoti korupsi. Tidakkah itu dipahami? Pemahaman sempit bahwa ada Taliban dalam tubuh KPK dan oleh karenanya undang undang tentang KPK perlu dilibas habis menunjukkan kegagapan masyarakat sipil memahami situasi dengan baik. Ini saya telah tulis di artikel 'Masyarakat Sipil, Renta Sebelum Tua'. 

Juga, tidakkah kita perlu bersuara ketika serangkain undang undang didorong untuk disetujui DPR di masa mendekati rapat paripurna dan mahasiswa dan sebagian dari anggota masyarakat sipil melakukan tekanan untuk pembatalan revisinya. Sebut saja RKUHP. Tentunya, masyarakat sipil dan aktivis 98 perlu berteerima kasih pada upaya mahasiswa. 

Arogansi tentang 'saya yang paling tahu', 'sayalah masyarakat sipil sesungguhnya', 'saya adalah aktivis yang merubah Indonesia' yang masih muncul di antara mereka yang turut bergerak di tahun 1998 saya kira perlu melihat kembali realitanya. 

Rangkul lebih banyak masayarakat sipil yang 'civilized' untuk mendorong perubahan, demi menjunjung hak asasi manusia. Mereka yang aktif sebagai pegawai professional, karyawan perusahaan, civitas akademika, ibu rumah tangga, petani, tukang kayu, pengemudi taksi online dan bahkan tukang ojek online serta para pemuda, mahasiswa serta siswa yang menyadari peran mereka sebagai warga Indonesia yang bertanggung jawab upaya membangun demokrasi bangsanya dan berperilaku 'civilized' adalah masyarakat sipil. Mereka juga melakukan haknya sebagai warga negara untuk berbicara.

Bukan tidak mungkin Indonesia juga memiliki anak muda yang dapat merubah masyarakatnya, negaranya, bahkan dunia. Sudah lelah kita menonton politisi tidak berbobot yang hanya memainkan lidahnya, dan bahkan mengobrak abrik tatanan demokrasi bangsa ini, tanpa pembelaan pada kepentingan khalayak ramai.

Sudah ada M Atiatul Muqtadir, Manik Marganamahendra, dan Royyan A. Dzakiy, dan mungkin banyak lagi anak muda yang lebih baik dari politisi dan elit atau sebagian dari aktivis 98 kita. Mengapa tidak?

*)Tulisan ini pengembangan dari artikel yang saya tulis untuk Kompasiana pada bulan Pebruari 2019. 

Pustaka: Satu, Dua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun