Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Percayai dan Cintai Generasi Muda, Seperti Kau Percayai dan Cintai Anakmu

25 September 2019   20:46 Diperbarui: 26 September 2019   05:54 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demo Mahasiswa (Foto Antara)

Di Swiss ketika terjadi demo serupa, salah seorang penggagas demo yang diwawancarai media yang menanyakan apakah orang tua mereka mencuci otaknya. Anak anak muda ini justru mengatakan bahwa merekalah yang mempengaruhi dan mencuci otak orang tuanya agar berhenti untuk selalu bepergian dengan naik pesawat dan perlu mengurangi dan berhenti mengkonsusi daging. Ia mengatakan peternakan sapi memberi kontribusi pada proses pembakaran emisi karbon di bumi.

Bahkan di Swedia, pemerintah mengakui bahwa mereka melakukan perubahan kebijakan untuk mengontrol peredaran dan penggunaan senjata karena pengaruh dari demo yang dilakukan orang orang muda di tahun yang lalu. Mereka mengatakan adanya segregasi tentang batasan usia anak muda dan orang dewasa membuat gerak orang muda terhambat.

Di Skotlandia, remaja 16 tahunan boleh menggunakan hak pilihnya pada beberapa jenis pemilu. Profesor David Runciman dari suatu universitas di Skotlandia bahkan mengusulkan agar anak remaja boleh menjalankan hak pilih secara lebih luas.

Memang ada beberapa hal yang masuk akal ketika sebagian masyarakat meragukan tentang pengaruh orang tua kepada keputusan anak anak itu. Namun demikian, dengan pertimbangan bahwa anak anak muda ini akan memiliki angka harapan hidup yang lebih panjang makan merekapun memerlukan pengalaman hidup untuk membuat keputusan keputusan dalam hidup mereka.

Greta Thunberg memimpin demo di luar parlemen Swedia untuk mendorong pemerintah lebih perduli pada persoalan perubahan iklim. Greta Thunberg yang memimpin demo di Swedia mengatakan ia melakukan itu karena orang lain tidak perduli lagi pada persoalan masyarakat. Politis tidak mau berpikir soal perubahan iklim padahal kita dalam krisis.

Ketika masyarakat meminta Greta harus kembali ke kelas dan belajar, ia menunjukkan bukunya dan berkata bahwa ia tetap belajar. Ia juga mengatakan ketika politis tidak lagi mendagar kata para ahli, apa yang harus mereka pelajari lagi di kelas. Oleh karenanya, mereka akan berbicara langsung dengan politisi.

Seperti diketahui, Pemerintah Swedia mendengarkan protes dari kalangan muda ini. Swedia memang merupakan pionir yang memiliki reputasu dalam mendorong adanya undang undang dan peraturan tentang perubahan iklim. Bahkan, Greta Thunberg membawa pesan kapampanye terkait tuntutan untu lebih memikirkan perubahan iklim pada Konfrensi PBB tentang perubahan iklim ke 24. Dia melakukan perjalanan ke Davos sementara 30,000 kawan kawan pelajarnya melakukan mogok sekolah di Belgia

Di belahan dunia yang lain, kita mengenal beberapa aktivis muda yang membuat perubahan di usianya yang belia. Sebut saja Malala Yousafzai. Hampir semua dari kita mengenal Malala yang pada tahun 2012 melawan pasukan Taliban di Pakistan yang mengacungkan senjata ke kepalanya kaena ia hendak ke sekolah.

Sejak saat itu, ia berbicara atas nama hak pendidikan anak anak perempuan di Pakistan. Pada tahun 2014 ia menerima penghargaan Nobel perdamaian. Saat ini ia berusia 20 tahun dan mengadvokasikan hak pendidikan bagi anak anak perempuan di seluruh dunia.

Malala Yousafzai (PHOTO VIA INSTAGRAM / FINGERPUPPETMANAGEMENTT)

Anak muda lain yang mendorong perubahan adalah Amariyanna 'Mari' Copeny. Copeny adalah duta untuk persoalan krisis air. Ketika berusia 8 tahun, ia menulis kepada Presiden Barack Obama dan meminta bertemu di Washington untuk membicarakan situasi krisis air di Flint. Walaupun ia tidak berhasil bertemu Obama, tapi Oba berkunjung ke Flint dan meminta kota itu untuk melakukan perubahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun