Mohon tunggu...
Leumara Creative
Leumara Creative Mohon Tunggu... Chef de Cuisine

Seorang Kuli Wajan yang baru Belajar untuk Menuangkan secuil kisah dan pengalaman lewat tulisan, karena di semesta ini "TRADA YANG TRA BISA". Semoga karya tulisan ini menjadi harta yang tak pernah hilang ditelan zaman.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Nostalgia Mudik Zaman Old vs Zaman Now

27 Maret 2025   21:28 Diperbarui: 27 Maret 2025   21:51 1141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Mudik Zaman Old/ Foto Credit: Kabarpenumpang

"Pergi untuk kembali... Walau kini ku jauh di rantau..."

Perjalanan terasa berat, tapi juga hangat.

Mudik Zaman Now: Nyaman, Cepat, tapi Ada yang Hilang...

1. Tiket di Ujung Jari, Tak Perlu Antre

  • Sekarang, mendapatkan tiket semudah mengetik di ponsel.
  • Bisa dipesan kapan saja, di mana saja.
  • Tidak perlu antre di loket, tinggal klik dan bayar.
  • Tidak ada lagi calo yang menjual tiket dengan harga selangit.
  • Check-in lebih mudah, cukup scan barcode.
  • Cepat dan praktis, tapi kehilangan sensasi perjuangan.

2. Transportasi Super Nyaman

  • Dulu naik bus ekonomi, sekarang bus luxury dan kereta eksekutif.
  • Bus dan kereta ber-AC, kursi empuk, ada WiFi dan colokan listrik.
  • Pesawat murah meriah. Dulu tak terpikirkan, kini jadi pilihan utama.
  • Tidak ada lagi desak-desakan, tidak ada lagi duduk bahkan tidur di lorong kereta api.

3. Jalan Tol yang Memangkas Waktu

  • Dulu, perjalanan Jakarta-Surabaya bisa lebih dari 24 jam. Sekarang hanya 10 jam lewat tol.
  • Tidak ada lagi jalan berbatu.
  • Tidak ada lagi bus mogok.
  • Semua serba cepat, serba lancar.

4. Tidak Ada Lagi Interaksi di Perjalanan

  • Dulu, perjalanan penuh interaksi. Kini? Semua tenggelam dalam gadget masing-masing.
  • Tidak ada lagi orang yang berbagi bekal.
  • Tidak ada lagi pedagang asongan yang menawarkan tahu sumedang.
  • Tidak ada lagi pengamen yang menyanyikan lagu-lagu nostalgia.
  • Semua diam, tenggelam dalam layar ponsel, menikmati perjalanan dalam sunyi.

Kesimpulan: Perjalanan Boleh Berubah, Tapi Rindu Tetap Sama

Dulu, mudik penuh perjuangan. Ada rasa lelah, tapi juga kebersamaan yang begitu erat.

 Kini, segalanya lebih cepat dan nyaman, tapi ada sesuatu yang hilang: kehangatan interaksi manusia.

Namun, satu hal yang tak pernah berubah: rindu yang membawa kita pulang.

Bukan soal seberapa cepat kita sampai, tapi tentang perjalanan yang membawa kita kembali ke tempat di mana hati kita selalu ingin pulang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun