Mohon tunggu...
Lesterina Purba
Lesterina Purba Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hidup hanya sebentar perbanyaklah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rasa yang Tercecer

8 April 2020   05:58 Diperbarui: 8 April 2020   05:56 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rasa yang Tercecer

Kutatap fajar menyingsing denting jantung mulai menari
Jemariku menyentuh gawai yang menyimpan memori perempuan sebagian dari rusuk ini.
Sudah sepekan perempuan bersama sang buah hati.

Hatiku merindukan suara, nyanyian, tangisan, teriakan yang tidak pernah redam hanya jika mata tertutup baru keheningan tercipta

Rasa ini tercecer di sini, di sana bahkan di tempat aku sering makan. Kadang tak terbendung jika melihat seumuran mereka ada di depan mata

Ingin kupeluk, kucium tapi apalah daya hanya ilusi yang mampir.
Kutatap kembali memori yang tersimpan di gawaiku.

Perempuanku
Tulang rusukku
Selalu mengingatkan aku agar tetap memberikan kabar walau sehari.

Walaupun raga tak bisa berpelukan paling tidak gawai bisa melepaskan rindu

Perempuanku tetaplah sehat dan kuat
Aku segera kembali mengikis kerinduan

Bekasi, 08042020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun