Mohon tunggu...
Leire Parhusip
Leire Parhusip Mohon Tunggu... Mahasiswi Psikologi Universitas Brawijaya

Hai! Selamat datang!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Partisipasi Mahasiswa dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045 yang Sejalan dengan SGDs

23 Maret 2022   04:57 Diperbarui: 23 Maret 2022   12:11 3703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai mahasiswa, kita telah dituntut untuk berperan aktif dalam mengejawantahkan visi Indonesia Emas 2045 yang bertujuan mengangkat derajat Indonesia menjadi setara dengan negara maju. Apa itu SGDs? Lantas, bagaimana bentuk partisipasi dalam mendukung program SGDs yang diharapkan dari mahasiswa?

Pada 25 September 2015, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencetuskan Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai tujuan pembangunan berkelanjutan secara global, baik itu untuk negara berkembang maupun negara maju. SDGs adalah suatu panggilan universal untuk memberikan perubahan-perubahan yang tertinggal dalam lingkup ekonomi, sosial, budaya, dan alam, supaya semua orang dapat menikmati kedamaian dan kebahagiaan di tahun 2030 mendatang. 

Menurut Bappenas, adapun SDGs adalah agenda 2030 yang merupakan kesepakatan pembangunan berkelanjutan berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan. 

Seiring dengan sifat SGDs yang inklusif memiliki bunyi prinsip, yaitu "No one left behind". Jika MGDs mencakup 8 tujuan, maka SGDs sebagai penyempurnaan dari MGDs memiliki 17 tujuan yakni (1) Tanpa Kemiskinan; (2) Tanpa Kelaparan; (3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera; (4) Pendidikan Berkualitas; (5) Kesetaraan Gender; (6) Air Bersih dan Sanitasi Layak; (7) Energi Bersih dan Terjangkau; (8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi; (9) Industri, Inovasi dan Infrastruktur; (10) Berkurangnya Kesenjangan; (11) Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan; (12) Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab; (13) Penanganan Perubahan Iklim; (14) Ekosistem Lautan; (15) Ekosistem Daratan; (16) Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh; (17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Sebagai salah satu negara yang menyepakati Tujuan Pembangunan Berkelanjutan tersebut, pemerintah Indonesia berkomitmen mengimplementasikan program tersebut dengan adanya visi, yaitu Indonesia Emas 2045 yang tujuannya selaras dengan program SGDs. 

Adapun empat pilar yang disusun atas dasar Pancasila dan UUD 1945 untuk memanifestasikan Indonesia Emas 2045. Keempat pilar tersebut jika dirincikan adalah sebagai berikut, (1) Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, (2) Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan, (3) Pemerataan Pembangunan, serta (4) Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan.

Segenap masyarakat Indonesia termasuk mahasiswa memiliki kewajiban untuk membela negara Indonesia. Hal ini tercantum Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 khususnya Pasal 27 ayat (3) yang menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya Pembelaan Negara. Adapun upaya pembelaan negara itu salah satunya berupa pengabdian profesi.

Lalu, alasan apa yang memedomani pembelaan negara yang berupa pengabdian profesi dapat mewujudkan Indonesia Emas 2045 sekaligus melanjutkan progres SDGs? Apa kaitan pengabdian profesi dengan mahasiswa?

Dengan adanya kewajiban untuk membela negara, seluruh masyarakat turut mengambil peran aktif dalam mendukung seluruh proses untuk mengubah status negara Indonesia dari negara berkembang menjadi negara maju, salah satunya SDGs dan visi Indonesia Emas 2045. Menyadari bahwa membela negara menjadi sebuah kewajiban, kita sebagai mahasiswa dapat memenuhinya dengan pengabdian profesi. Secara tidak langsung, status mahasiswa yang kita sandang adalah sebuah profesi.

Peraturan Presiden No. 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yakni "Menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua" telah memberikan kita kesempatan untuk menyandang gelar dan mengenyam pendidikan sebagai seorang mahasiswa. 

Kunci keberhasilan peran kita sebagai mahasiswa dalam menyukseskan visi Indonesia Emas 2045 dan SGDs ada pada pendidikan yang berkualitas. Pendidikan berkualitas menjadi dasar untuk meningkatkan kehidupan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan.

Seperti membangun sebuah gedung yang tinggi, kita perlu membentuk fondasi yang kuat agar bangunan tetap kokoh walaupun dilanda situasi apapun. Gedung di sini mengibaratkan SGDs dan visi Indonesia Emas 2045, sedangkan fondasi mengibaratkan pendidikan yang berkualitas. 

Tanpa pendidikan yang berkualitas, SGDs dan visi Indonesia 2045 tidak dapat terlaksana dengan baik atau mungkin tidak dapat berjalan. Dengan kata lain, salah satu siasat kemajuan kedua program ini ada di tangan mahasiswa karena profesi kita sebagai seorang mahasiswa memandang patut perolehan pendidikan yang berkualitas sebagai tugas kita. Jika keduanya gagal, maka mahasiswa juga menjadi penyebab besar dari kegagalan ini karena tidak menanamkan fondasi yang kuat.

Untuk itu, penting bagi kita, mahasiswa, mengetahui kiat-kiat meningkatkan kualitas pengetahuan dan pendidikan kita. Pertama, mempertajam pemikiran kita menjadi lebih kritis dan tanggap. Di langkah pertama, kita mungkin memang sudah dihadapkan dengan rintangan. 

Tak jarang, kampus, tempat mahasiswa mengenyam pendidikan, tidak lagi mampu menjadi wadah bagi mahasiswanya untuk berpikir kritis dan tanggap. Salah satu kasusnya adalah seperti aksi demo untuk pembubaran sebuah organisasi, Menwa, di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). 

Aksi unjuk rasa oleh beberapa mahasiswa UMS didorong atas kegusaran mereka dengan tindakan senioritas saat kegiatan diksar Menwa yang merenggut nyawa seorang mahasiswa, Nailah Khalishah. Akan tetapi, kampus dinilai tidak adil karena tampaknya seperti menutup-nutupi kasus ini. Sanksi yang diberikan kepada Menwa ringan dan tidak sebanding dengan Nailah yang sampai kehilangan nyawanya. 

Ini merupakan suatu contoh bahwa kurang menghiraukan dialektika mahasiswanya. Akan tetapi, kampus bukan menjadi satu-satunya media bagi kita untuk menyampaikan hasil berpikir kritis. Era digital 4.0 memberikan kita peluang untuk menggunakan banyak platform sosial media sebagai wadah untuk mencantumkan ide-ide kita dan memberikan kesempatan yang cukup besar untuk dilihat oleh orang banyak.

Kiat kedua dalam meningkatkan kualitas pendidikan kita adalah melakukan riset penelitian dan membuat jurnal. Riset yang inovatif akan membantu mengharumkan nama baik kampus bahkan jika hasil riset yang memukau dapat membuat Indonesia semakin dikenal baik di dunia. 

Sebagai contoh, kita bisa melihat tim Aquaxo yang terdiri dari lima mahasiswa Unversitas Brawijaya (UB), yakni Daffa Khairan, Brillian Prastica, Muhammad Setiawan Gusmi, Rere Tara Mahameru, dari Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan (FPIK), dan Ali Akbar (FILKOM) yang berhasil mengembangbiakan hewan langka Axolotl. 

Keberhasilan mereka dalam pengembangbiakan ikan salamander langka, Axolotl, menarik minat negara-negara luar, seperti Arab Saudi, Malaysia, India, dan China untuk mengimpor produk dari tim Aquaxo sekaligus dapat mengangkat potensi perikanan Indonesia. 

Bukti keberhasilan ini bisa dijadikan motivasi bagi mahasiswa-mahasiswa di Indonesia untuk giat berkarya dan berinovasi demi menyetarakan Indonesia dengan negara maju lainnya. Hal ini juga menjadi bukti bahwa sebenarnya para mahasiswa di Indonesia mempunyai potensi yang bervariasi yang perlu kita gali agar dapat bermanfaat bagi semua orang.

Tips yang ketiga adalah melakukan pengabdian diri kepada masyarakat sebagai penerapan tri dharma perguruan tinggi. Mengapa? Karena dengan mengabdikan diri kepada masyarakat, setidaknya kita mempelajari suatu pengetahuan baru terkait bagaimana cara berkontribusi yang tepat bagi masyarakat yang ada di Indonesia. Langkah kecil yang bisa kita lakukan sebagai seorang mahasiswa dalam mengabdikan diri kepada masyarakat adalah dengan mengikuti program volunteer kegiatan kemasyarakatan ke desa-desa tertentu. 

Dengan begitu, kita juga semakin mengenal lebih dalam terhadap kebiasaan-kebiasaan apa yang dilakukan oleh masyarakat yang ada di Indonesia. Dari langkah kecil inilah yang nantinya akan beranjak menjadi langkah besar, seperti memberikan program-program yang berkaitan dengan isu-isu yang sedang hangat di masyarakat luas bukan hanya di desa saja.

Taktik berikutnya dalam memajukan kualitas pengetahuan dan pendidikan kita sebagai mahasiswa adalah meningkatkan kreativitas. Kreativitas membuat kita memikirkan hal-hal baru yang berkaitan dengan pengetahuan-pengetahuan yang kita miliki. Biasanya hal-hal yang baru ini memicu kita untuk membuat sesuatu yang menarik. Adapun kegiatan yang bisa diikuti seperti PKM yang ada di universitas.

Tak lupa, sebagai mahasiswa, kita harus takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa beriringan dengan sila pertama pada pedoman negara kita, Pancasila. Karena dengan ketakwaan dan iman, ilmu yang kita miliki menjadi semakin berkualitas dan digunakan untuk menyejahterakan manusia. Ilmu dapat berubah menjadi sesuatu yang merugikan jika jatuh ke tangan orang yang salah. Tanpa iman, mungkin bisa saja kejadian seperti peristiwa bom atom di Hiroshima dan Nagasaki terjadi dua kali.

Dengan dibangunnya dasar yang kuat, maka diharapkan dapat membantu SGDs dan Indonesia Emas 2045 menjadi semakin nyata. Sebagai mahasiswa, mari kita lakukan langkah-langkah awal yang membawa perubahan besar untuk negara kita. Oleh karena itu, kita belajar untuk merombak diri kita agar kita mampu menjadi SDM yang bermutu dan berguna bagi bangsa kita. Karena nasib bangs akita berikutnya ada pada tangan kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun