Mohon tunggu...
Leire Parhusip
Leire Parhusip Mohon Tunggu... Mahasiswi Psikologi Universitas Brawijaya

Hai! Selamat datang!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Partisipasi Mahasiswa dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045 yang Sejalan dengan SGDs

23 Maret 2022   04:57 Diperbarui: 23 Maret 2022   12:11 3703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti membangun sebuah gedung yang tinggi, kita perlu membentuk fondasi yang kuat agar bangunan tetap kokoh walaupun dilanda situasi apapun. Gedung di sini mengibaratkan SGDs dan visi Indonesia Emas 2045, sedangkan fondasi mengibaratkan pendidikan yang berkualitas. 

Tanpa pendidikan yang berkualitas, SGDs dan visi Indonesia 2045 tidak dapat terlaksana dengan baik atau mungkin tidak dapat berjalan. Dengan kata lain, salah satu siasat kemajuan kedua program ini ada di tangan mahasiswa karena profesi kita sebagai seorang mahasiswa memandang patut perolehan pendidikan yang berkualitas sebagai tugas kita. Jika keduanya gagal, maka mahasiswa juga menjadi penyebab besar dari kegagalan ini karena tidak menanamkan fondasi yang kuat.

Untuk itu, penting bagi kita, mahasiswa, mengetahui kiat-kiat meningkatkan kualitas pengetahuan dan pendidikan kita. Pertama, mempertajam pemikiran kita menjadi lebih kritis dan tanggap. Di langkah pertama, kita mungkin memang sudah dihadapkan dengan rintangan. 

Tak jarang, kampus, tempat mahasiswa mengenyam pendidikan, tidak lagi mampu menjadi wadah bagi mahasiswanya untuk berpikir kritis dan tanggap. Salah satu kasusnya adalah seperti aksi demo untuk pembubaran sebuah organisasi, Menwa, di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). 

Aksi unjuk rasa oleh beberapa mahasiswa UMS didorong atas kegusaran mereka dengan tindakan senioritas saat kegiatan diksar Menwa yang merenggut nyawa seorang mahasiswa, Nailah Khalishah. Akan tetapi, kampus dinilai tidak adil karena tampaknya seperti menutup-nutupi kasus ini. Sanksi yang diberikan kepada Menwa ringan dan tidak sebanding dengan Nailah yang sampai kehilangan nyawanya. 

Ini merupakan suatu contoh bahwa kurang menghiraukan dialektika mahasiswanya. Akan tetapi, kampus bukan menjadi satu-satunya media bagi kita untuk menyampaikan hasil berpikir kritis. Era digital 4.0 memberikan kita peluang untuk menggunakan banyak platform sosial media sebagai wadah untuk mencantumkan ide-ide kita dan memberikan kesempatan yang cukup besar untuk dilihat oleh orang banyak.

Kiat kedua dalam meningkatkan kualitas pendidikan kita adalah melakukan riset penelitian dan membuat jurnal. Riset yang inovatif akan membantu mengharumkan nama baik kampus bahkan jika hasil riset yang memukau dapat membuat Indonesia semakin dikenal baik di dunia. 

Sebagai contoh, kita bisa melihat tim Aquaxo yang terdiri dari lima mahasiswa Unversitas Brawijaya (UB), yakni Daffa Khairan, Brillian Prastica, Muhammad Setiawan Gusmi, Rere Tara Mahameru, dari Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan (FPIK), dan Ali Akbar (FILKOM) yang berhasil mengembangbiakan hewan langka Axolotl. 

Keberhasilan mereka dalam pengembangbiakan ikan salamander langka, Axolotl, menarik minat negara-negara luar, seperti Arab Saudi, Malaysia, India, dan China untuk mengimpor produk dari tim Aquaxo sekaligus dapat mengangkat potensi perikanan Indonesia. 

Bukti keberhasilan ini bisa dijadikan motivasi bagi mahasiswa-mahasiswa di Indonesia untuk giat berkarya dan berinovasi demi menyetarakan Indonesia dengan negara maju lainnya. Hal ini juga menjadi bukti bahwa sebenarnya para mahasiswa di Indonesia mempunyai potensi yang bervariasi yang perlu kita gali agar dapat bermanfaat bagi semua orang.

Tips yang ketiga adalah melakukan pengabdian diri kepada masyarakat sebagai penerapan tri dharma perguruan tinggi. Mengapa? Karena dengan mengabdikan diri kepada masyarakat, setidaknya kita mempelajari suatu pengetahuan baru terkait bagaimana cara berkontribusi yang tepat bagi masyarakat yang ada di Indonesia. Langkah kecil yang bisa kita lakukan sebagai seorang mahasiswa dalam mengabdikan diri kepada masyarakat adalah dengan mengikuti program volunteer kegiatan kemasyarakatan ke desa-desa tertentu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun