Mohon tunggu...
laurensius lara
laurensius lara Mohon Tunggu... Penikmat Senja.

Sukses itu soal waktu, bermainlah dengan waktu.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Nasib Demokrasi di Tengah Pandemi, Pilkada Vs Kesehatan, Mana yang Penting?

15 November 2020   20:12 Diperbarui: 15 November 2020   20:32 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Mimbar Untan.

Atas pertanyaan ini banyak yang menjawab, bahwa sekarang adalah era-nya sosial media. Kampanye dalam mensosialisasikan visi-misi calon kepala daerah bisa dilakukan lewat sosial media. Jawaban atas pertanyaan ini ada benarnya, tetapi tidak sangat benar. Jawaban itu tidak mempertimbangkan bahwa, apakah seluruh wilayah di indonesia sudah terjangkau oleh masuknya internet, khususnya daerah terpencil, terluar dan terdalam di indonesia.

Terkait dengan partisipasi pemilih. Setiap adanya penyelenggaraan pemilu, selalu terjadi menurunnya partisipasi pemilih, khsusnya di daerah-daerah dimana kesadaran politik masyarakatnya sangat rendah. Tentu dengan adanya pandemi covid-19 ini akan memiliki pengaruh terhadap pemilih untuk berpartisipasi. 

Dengan adanya kekhawatiran psikologi pemilih akan mempengaruhi menurunnya partisipasi pemilih. Karena hal ini tidak semua pemilih itu berfikir rasional. Ada perilaku pemilih yang tidak peduli dengan hak politiknya, apalagi dengan kekwatiran tertular covid-19 pada saat memberikan suara.

Yang ke empat terkait dengan aspek kesehatan. Tidak ada jaminan calon kepala daerah mampu menerapkan protokol kesehatan terhadap massanya ketika sedang berkampanye. Ini akan berdampak pada meningkatnya jumlah masyarakat yang tertular. Hal ini atas dasar perilaku pemilih di indonesia. 

Perilaku pemilih yang rasional, di tengah pandemi seperti saat ini, dia akan memilih berdiam di rumah mencari tentang calon-calon kepala daerah lewat sosial media. Tetapi perilaku pemilih yang fanatik dengan pilihannya, akan memilih hadir langsung dimana calon kepala daerah yang menjadi pilihanya melakukan sosialisasi dan berkampanye. Tentu dari aspek kesehatan, perilaku seperti ini yang sangat dikwatirkan. Belum lagi terkait dengan penindakan terhadap calon kepala dearah yang melanggar protokol kesehatan dan menciptakan kerumunan. Akan sangat sulit untuk mampu ditindak dengan tegas, oleh penegak hukum.

  **Pilkada tidak lebih penting daripada kesehatan**

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun