"Manda, aku..."
"Untuk apa kamu datang kembali ke sini, Calvin? Semuanya sudah selesai."
"Belum," bisik Ayah Calvin.
"Kita belum selesai."
Sejenak Bunda Manda menutup mata. Tangan putihnya saling pilin di atas perut ratanya. Ia tergugu. Satu-dua bulir air mata berjatuhan.
"Sudah selesai, Calvin. Kamu lebih memilih keluargamu tujuh tahun lalu."
"Aku tidak punya pilihan," sela Ayah Calvin cepat.
"Keluarga kandungku membutuhkanku."
Wanita pertengahan 30-an dengan paras perpaduan Jawa-Belanda itu makin terisak. Hatinya pedih tersayat. Apakah Silvi bukan bagian dari keluarga kandung Ayah Calvin? Silvi juga butuh Ayahnya.
Silvi terjebak di tengah. Terjebak di antara perselisihan orang tuanya. Perselisihan berbalut keheningan, tanpa teriakan dan nada suara meninggi.
"Kaupikir Silvi tidak butuh Ayahnya? Dia selalu...selalu mencari-cari Ayahnya."