Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Papa dan Ayah] Perabotan Menangis

14 November 2019   06:00 Diperbarui: 14 November 2019   06:03 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sonia! Soniaaaa!" teriakku.

"Datang, Nona."

Seorang perempuan berkulit hitam manis dan berambut kribo tergesa mendekat. Satu tangannya memegang alat pel.

"Papa sama Ayah mana?" tuntutku.

"Mereka pergi, Nona. Beta tak tahu mereka kemana. Tapi...tadi beta lihat, Nona punya Ayah mimisan."

Ayah mimisan? Sakit lagi rupanya. Kenapa Ayah gampang sekali drop? Kecapekan dikit, langsung sakit. Kena udara dingin di larut malam, sakit. Sekali saja kurang tidur, langsung gampang batuk dan pilek. Repot juga punya ayah penyakitan. Aku terus saja memaki Ayah dalam hati.

"Nona, beta pulang dulu. Beta punya anak lagi sakit di rumah. Tak ada yang urus."

Suara alto Sonia mengejutkanku. Aku mengangguk, mempersilakannya pulang. Dia tersenyum dan bersiap membuka pintu.

"Sonia, tunggu!"

Aku lari ke dapur. Kuaduk-aduk kitchen set. Kukeluarkan beberapa kaleng susu, sebungkus roti tawar, dan stoples kecil berisi selai kacang. Benda-benda itu kuserahkan ke tangan Sonia.

"Buat anak kamu. Semoga cepat sembuh."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun