Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Papa dan Ayah] Perabotan Menangis

14 November 2019   06:00 Diperbarui: 14 November 2019   06:03 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku terlonjak. Penyedot debu itu berdengung di telingaku.

"Vacum cleaner...vacum cleaner." gumamku tak jelas.

Seisi kelas menatapku. Mereka semua, kecuali Catharina, tertawa mengejek. Tawa Natasha paling lebar.

"I...iya Bruder?"

"Kerjakan soal logaritma itu!" tunjuk Bruder Marius ke whiteboard.

Aku berjalan lambat ke depan kelas. Mata biruku menjelajahi angka demi angka yang bergulir seperti ular. Spidol berdecit-decit di papan puih, menggoreskan jawaban. Jawaban berikut cara pengerjaan selesai kudaraskan. Aku berbalik ke bangku, masih dengan mata mengantuk.

"Good job."

Jawaban sempurnaku membungkam seluruh kelas. Rasakan kalian, salah sendiri meremehkan Silvi putri Ayah Calvin dan Papa Adica.

"Nggak usah dimasukkin hati ya," hibur Catharina.

Aku mendengus tak peduli. Baru saja kubenamkan kembali kepala di lenganku, interkom sekolah berbunyi.

"Kepada seluruh calon pengurus OSIS, harap berkumpul di ruang 55 sepulang sekolah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun