Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Abi atau Ayah?

16 Mei 2019   06:00 Diperbarui: 16 Mei 2019   07:19 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Iya. Kamu benar-benar mirip Ayahmu." Abi Assegaf bergumam mengiyakan.

Semua orang bilang begitu. Jose sudah bosan mendengarnya. Untuk pertama kali, ia tak mau disamakan dengan Ayah Calvin. Ayah Calvin ceroboh, gengsi meminta maaf, tak mau pasang alarm, dan suka telat bangun. Apa bagusnya?

"Hei...kok cemberut sih?" tanya Ummi Alea, pelan mencubit pipi Jose.

"Jose sebel sama Ayah! Ayah tinggal-tinggal Jose! Ayah nggak ada waktu!" omelnya.

Abi Assegaf tersenyum lembut. "Nggak boleh gitu, Sayang. Mungkin Ayah Calvin sibuk."

Mobil melaju ke utara. Satu jam berselang, mereka tiba di sebuah mansion super luas. Halaman depan dan belakangnya masing-masing seukuran lapangan sepakbola. Ada rumah pohon, kolam renang, flying fox, dan area outbond. Jose lari ke halaman belakang. Ia tak sabar ingin segera mencoba flying fox mini dan naik ke rumah pohon. Dari dulu Jose ingin punya rumah pohon. Tapi Ayah Calvin tak mengizinkannya.

Abi Assegaf dan Ummi Alea tersenyum memperhatikan Jose. Terlihat Abi Assegaf menelepon seseorang.

"Adica anakku...pulang ya. Ada keponakan kesayanganmu."

**    

Jose betah tinggal di mansion keluarga Assegaf. Ketiga anggota keluarga itu sangat menyayanginya. Bahkan Paman Adica rela meninggalkan flat mewahnya dan tinggal untuk sementara di sana.

Jose tahu bahwa keluarga Assegaf sangat rendah hati. Keluarga Assegaf memiliki segalanya, namun mereka tetap menginjak bumi. Satu hal lagi yang disukai Jose dari mereka: budaya minta maaf. Meski tidak salah, Abi Assegaf dan Ummi Alea tak gengsi minta maaf duluan. Paman Adica pun begitu. Jose bisa melihat sisi lain Paman Adica saat bersama kedua orang tuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun