Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Langit Seputih Mutiara] Harmoni Cinta

6 Januari 2019   06:00 Diperbarui: 6 Januari 2019   07:50 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

**    

Harmoni cinta begitu terasa di Refrain Radio. Tak ada sekat perbedaan, tak ada kelas sosial yang memisahkan. Lihatlah bagaimana mereka memperlakukan jenazah cleaning service itu.

Deddy mendesah tak sabar. Pelan meletakkan telepon. Dia sudah berkali-kali mengontak pihak keluarga si cleaning service. Keluarga jauh tepatnya, karena almarhum tinggal sendirian semasa hidupnya.

"Bagaimana, Deddy?" tanya Arlita dalam bisikan.

"Keluarga tolol. Teleponnya tak diangkat." geram Deddy kasar.

Sasmita menengahi. Meminta Deddy jangan emosi. Para karyawan yang lain bergerak setulus hati. Mengangkat jenazah, membaringkannya di meja.


Tak lama, Abi Assegaf tiba. Arlita menghambur ke plukan suaminya. Abi Assegaf balas memeluk sang istri penuh cinta. Pria tampan itu telah mengenakan jas dan dasi hitam. Style berpakaiannya tiap kali menghadiri acara pemakaman.

"Kita semayamkan jenazahnya di Refrain," Abi Assegaf memutuskan, nadanya tegas dan berwibawa.

Deddy, Sasmita, Arlita, dan seluruh karyawan mengangguk setuju. Bukan karena tak ada pilihan. Bukan karena paksaan. Mereka tulus melakukannya. Tulus karena kasih.

"Oh Assegaf Sayang, kau sepemikiran denganku. Dimana anak-anak kita? Kenapa mereka tidak diberi tahu?" Arlita bergumam lirih, matanya berkaca-kaca.

"Di sini, Ummi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun