Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Langit Seputih Mutiara] Bekerja dengan Hati

18 Desember 2018   06:00 Diperbarui: 18 Desember 2018   06:19 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lima menit sebelum take, Arlita datang. Ia melangkah anggun memasuki ruang rekaman. Maxi dress biru muda dipadu hijab berwarna senada mempercantik penampilannya.

"Zaki Sayangku...good luck." ujar Arlita hangat, memeluk dan mencium pipi Abi Assegaf.

Kedua alis Jadd Hamid terangkat. Ia bergumam.

"Ini dia, menantuku yang memalukan."

Arlita membalikkan tubuh. Tersenyum kaku pada ayah mertuanya, lalu menyapa.

"Selamat pagi, Abi Hamid."

"Lebih baik selamat pagi atau Assalamualaikum?"

Pandai sekali Jadd Hamid mengeruhkan suasana hati orang. Keramahan Arlita ditanggapi sinis. Tangan Abi Assegaf menggenggam erat jemari istrinya. Berbisik menenangkan.

Arlita menggigit bibir bawahnya. Perih, perih sekali disakiti terus-menerus oleh sang ayah mertua. Namun, sudah menjadi risiko. Hamid Assegaf setengah hati merestui pernikahan Zaki Assegaf dengan wanita mualaf. Saat pernikahan kedua pun, Jadd Hamid tak datang. Hijab yang kini menutup rambut Arlita pun tak mengubah penilaiannya.

Satu tanda tanya besar di kepala Arlita: mengapa tetiba Jadd Hamid datang ke Refrain? Sangat jarang Jadd Hamid mengunjungi studio. Ia bahkan cenderung tak peduli pada kelangsungan hidup radio yang dipimpin putranya. Seolah membaca isi hati Arlita, Jadd Hamid berkata.

"Aku mendengar banyak laporan negatif tentang Adica dan Zaki. Aku harus tahu apa yang terjadi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun