Mohon tunggu...
Latifah Ayu Kusuma
Latifah Ayu Kusuma Mohon Tunggu... Copywriter

Local Traveller

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Lebih Untung Mana, Pakai Emas Atau Nabung Emas?

16 September 2025   14:00 Diperbarui: 16 September 2025   14:00 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Michael Steinberg: https://www.pexels.com/id-id/foto/pelat-global-emas-342945/ 

"Lebih untung mana, pakai emas atau nabung emas?"

Sebagai gen Z yang sudah menikah, pertanyaan itu sering hinggap di pikiranku. Bagaimana tidak, aku hidup di pinggiran kota yang sebagian besar masyarakatnya memakai perhiasan emas. Bukan, bukan saat kondangan atau acara resmi saja, tapi juga keseharian. Bahkan untuk acara-acara yang menurutku kurang cocok. Misalnya saat rewang, gotong royong, atau lomba Agustusan.

Sebenarnya pakai perhiasan emas itu wajar. Nggak salah. Hanya saja kaum ibu-ibu terkadang berlebihan. Enam dari 10 jari dipakaiin cincin, rame dong. Ada juga yang pakai gelang besar 4 biji di kedua tangannya. Ada juga yang pakai gelang dilengkapi lonceng atau gantungan. Kalau tangannya gerak gelangnya otomatis berbunyi. Wah...

Belum lagi stigma yang lahir dari gaya hidup gemerlap emas. Katanya mereka yang "kaya" yaitu yang pakai perhiasan emas paling banyak (berat). Sialnya aku pernah merasa tersindir gara-gara hal itu. Aku sempat dikasihani ibu-ibu yang baru aku kenal gegera nggak ada satupun perhiasan emas yang nempel di tubuh.

Pengen deh aku sombongkan saldo m-banking. No no no! Nggak ada gunanya.

Emang beda ya, mindset gen Z dengan ibu-ibu senior. Aku, circle pertemanan, dan circle pekerjaanku jarang ada yang memakai perhiasan emas berlebihan. Paling cincin sebiji dua biji atau anting sepasang atau gelang tipis. Bagiku gaya "emas minimalis" seperti ini sudah kelihatan "mahal". Terlebih jika dipadukan dengan gaya berpakaian yang rapi, tidak tabrak warna, dan tidak tabrak motif. Perfect.

Pilih Pakai Emas atau Nabung Emas?

Oke, pakai emas emang bikin lebih percaya diri, penampilan nampak stylist, dan mewah. Namun hal itu cenderung mengarah ke estetika, bukan investasi atau penjaga nilai uang. Ketika emas perhiasan dipakai terlalu lama, harga jualnya juga ikut turun. Berbeda dengan emas batangan yang harga jualnya selalu mengikuti harga pasar, tak peduli itu emas baru atau lama.

Yes, kalau aku pilih nabung emas.

Nabung emas menurutku bisa diartikan dengan beli emas, lalu disimpan untuk menjaga nilai uang yang kita miliki. Bisa juga melakukan cicil emas melalui bank. Atau yang paling mudah yaitu nabung emas lewat aplikasi Pegadaian.

Pegadaian MengEMASkan Indonesia

Mungkin masih banyak yang asing dengan layanan nabung emas di Pegadaian. Kalau zaman dulu kan Pegadaian cuma buat menggadaikan barang agar dapat pinjaman uang. Sebagian besar nasabah Pegadaian ya ibu-ibu, bapak-bapak, dan simbah-simbah. Beda jauh dengan sekarang yang mayoritas malah anak muda. Wajar saja, anak muda udah banyak yang aware tentang dana darurat, tabungan masa depan, hingga emas sebagai penjaga nilai uang.

Sahabat dan keluargaku udah mulai nabung emas di aplikasi Pegadaian. Praktis aku penasaran sama hasilnya. Dari pengalaman adikku, menabung emas di Pegadaian banyak untungnya. Mulai dari top up yang mudah, bisa transfer lewat m-banking atau e-wallet. Benar-benar praktis nggak perlu keluar rumah.

Nabung emas di Pegadaian juga lebih terjangkau. Kita bisa top up berapa saja dan kapan saja, minimal Rp 10.000 saja. Bayangkan, pelajar dan mahasiswa juga bisa mulai nabung emas sejak dini. Syukur-syukur bisa rutin dan jadi asset jangka panjang.

Nabung emas di Pegadaian juga lebih untung jika dibandingkan dengan emas perhiasan. Tabungan emas kita bisa dicairkan kapan saja, bentuknya emas batangan 24 karat. Jika ingin dijual, kita bisa langsung jual di aplikasi. Simpel.

Adikku juga bercerita saat harga emas dunia naik, tabungan emas di Pegadaian juga ikut naik. Adikku pernah dapat kenaikan harga signifikan yang membuatnya merasa lebih untung. Apalagi saat itu dia masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Nabung emas jadi terobosan menguntungkan untuk masa depan.

Aku sendiri udah daftar Tabungan Emas Pegadaian. Meski belum rutin top up, tapi cara ini sangat ramah ibu rumah tangga. Aku bisa top up kapan saja, dengan nominal berapa saja. Saat ada bonus, ada gaji freelance, atau dapat uang lebih, aku bisa langsung masukkan ke tabungan emas.

Keuntungan Nabung Emas (Sumber: https://www.pegadaian.co.id/produk/tabungan-emas)
Keuntungan Nabung Emas (Sumber: https://www.pegadaian.co.id/produk/tabungan-emas)

Program Pegadaian mengEMASkan Indonesia emang menguntungkan dan cocok untuk semua kalangan. Pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, karyawan, pengusaha, hingga freelancer bisa menjaga nilai uangnya dengan baik. Bonusnya bisa untung jika tiba-tiba harga emas naik cukup banyak. Hehe.

Ada yang udah nabung emas juga?

*Rewang: tradisi masyarakat (Jawa) berupa gotong royong untuk persiapan hajatan, misalnya pernikahan, aqiqah, khitan, dll.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun