Mohon tunggu...
Lastika Lena Rosalida Purba
Lastika Lena Rosalida Purba Mohon Tunggu... Guru - Fresh

ABYMK

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cermin Hidup Manusia

2 September 2022   13:09 Diperbarui: 2 September 2022   13:26 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebuah mahligai istimewa

Bagai kokoh sekokoh keangkuhanmu

Ada proses yang menyertai disana

Menjadi sebuah kenangan buruk

Kini mimpi atau nyata

Kau tlah merasakannya

Ku juga tak perduli untukmu

Karena ku tetap bahagia disini

Ruang hampa menjadi saksi bisu

Kini semakin kosong dan sunyi

Walau diluar semakin ramai dan gaduh

Nasehat baik dan bijakpun

Tak kan jadi pemandu hidupmu

Telingamu tlah tertutup

Hanya niat jahat tanpa kebaikan yang melekat

Kau anggap dia sampah

Yang kotor dan tidak berguna

Kelakuanmu tak sebanding hebatnya jabatanmu

Yang ada di otakmu mengandung sampah

Jika berbuat itu menurutmu mudah

Percuma jika yang kau inginkan adalah kejahatan

Bercerminlah wahai manusia

Apa yang telah kau lakukan

Keinginan semu di dunia

Kini, malampun sulit kau bendung

Pagi telah kelabu

Siang enggan menyapa

Soremu akan senyap

Diam beralasan, resah, mata sulit terpejam

Duduk gelisah

Berdiripun tak senang

Ini penderitaan yang harus ditanggung

Betapa nakalnya perbuatanmu

Betapa mendungnya akibat yang kau tanggung

Bersiaplah untuk takdirmu berikutnya

Tatapan mata yang kosong

Adakah kau berpikir sebelum berbuat ?

Sikap bodo amatmu itu yang menghanyutkanmu

Hangatkah selimut yang kau pakai kini ?

Nyenyakkah tidurmu malam ini ?

Beruntungkah nasibmu hari ini ?

Lelaki racun yang telah lelah dan bosan

Mengharap sedikit kesejukan

Rasanya jiwamu terbang

Bagai di angkasa raya

Berdegup rasa di dada

Napas kau hela perlahan

Berusaha tenang

Namun ku yakin kau tak bisa

Ingin berlari sejauh mungkin

Apa daya itu hanyalah mimpi hari ini

Inikah rasanya ?

Saat perbuatan berdampak hukuman ?

Kau berlalu tanpa kata

Tanpa rasa

Meninggalkan jejak yang tertinggal

Apakah ku terlalu banyak bertanya?

Hingga kau enggan menjawab ?

Mungkin cinta itu telah kandas

Sayang itu telah tiada

Yang tertinggal hanyalah luka

Dan penyesalan

Hidup kini tidak lagi nikmat

Karena  kau seorang hukuman

Dunia bagai gelap dan hitam

Hei manusia

Sudahkah kau berdoa memohon ampun kepadaNya ?

Untuk mengharap setitik cahaya pagi

Hingga mampu melukis pelangi di langit biru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun