Aku dapet info dari Beta tentang Rindu, ternyata minggu depan dia ulangtahun. Hatiku tergelitik untuk memberinya kado, tapi apa ya?
"Ah nanti lah aku pikirin lagi" batinku.
Siang ini aku dan teman2 berencana main ke tempat permainan  video game yang biasa kami sebut dingdong di pertokoan ternama di kotaku, Internasional Plaza namanya. Gedungnya tampak kokoh berdiri di tengah kota pempek, benar2 lokasi strategis untuk pertokoan seperti itu. Ketika sedang berjalan di dalam gedung tersebut aku mendengar Bukan Pujangga mengalun dari salah satu toko kaset. Tiba2 bayangan Rindu berkelebat di kepalaku. "Aku kasih kaset Base Jam aja kali ya" gumamku. Aku pun memisahkan diri dengan anak2 Rendevu menuju toko kaset tersebut. Seketika aku membawa bungkusan  berupa kaset Base Jam seiring dengan dompetku yang kini tinggal bersisa uang untuk ongkos pulang saja. "Demi cinta tak mengapa" batinku sambil tersenyum riang. Aku hanya melihat keseruan teman2ku yang bermain dingdong di tempat tersebut. Aku sudah tak punya uang untuk ikut bermain. Padahal aku saat ingin maen game Mustafa dan Street Fighter favoritku.
Malamnya kubungkus kaset itu dengan kertas kado bergambar balon, sambil menyelipkan ucapan selamat ulang tahun di dalamnya. Entah mengapa aku merasa begitu berbunga2.
Keesokan harinya aku menemui Rindu saat jam istirahat. Aku memberikan kado berupa kaset tersebut padanya.
"Selamat ulang tahun ya" ujarku sambil terbata.
"Ini untuk aku? Makasih ya" jawab Rindu sambil tersenyum. Manis banget senyumnya, siapa yang tak rindu melihat senyum Rindu.
Sebenarnya aku ingin ngobrol lebih lama dengannya tetapi keburu Beta dan teman2 Rindu yang lain datang menghampiri dan mengucapkan selamat ulangtahun juga pada Rindu. Aku pun segera kembali ke kelas. Aku tersenyum karena misiku hari ini selesai.
Kring...kring... Telepon di rumahku berdering.
"Assalamualaikum, mau bicara dengan siapa?" tanyaku pada sosok di seberang sana.
"Waalaikumsalam. Rana nya ada? jawab pemilik suara di seberang sana.
"Ya ini Rana, ini siapa ya?" tanyaku lagi.
"Ini Rindu, masa kamu ga kenal suaraku sih?" ujarnya sambil cemberut di seberang sana.
"Ooo...Rindu. Ada apa? Rindu ya sama aku?" aku coba menggodanya.
"Hahaha...GR kamu. Aku cuma mau bilang makasih kaset Base Jam nya, aku suka dengan lagu Bukan Pujangga nya." jelasnya.
"Sama, itu juga lagu favoritku. Apalagi pas lirik kuingin kau tau isi di hatiku. Itu ungkapan hatiku untukmu Rindu" entah setan apa yang melintas sehingga aku berani berkata seperti itu.
"Maksudnya?" tanya Rindu sembari mengernyitkan keningnya.
"Ya itu cara aku ngungkapin sukanya aku ke kamu" aku coba menjelaskan kalimatku sebelumnya.
"Kamu suka aku? Kamu ga tau kalo aku udah punya pacar? Beta ga cerita?" cecar Rindu padaku.
Seketika pandanganku terasa gelap, aku pun tercekat tak berkata.
"Halo" suara Rindu terdengar di seberang sana.
"Oh ya, Beta ga pernah cerita. Maaf aku ga tau kamu udah punya pacar. Udah lupain aja apa yang barusan aku bilang, anggap aja aku ga pernah ngomong apa2" seketika aku merasa bodoh sekali kenapa tak pernah bertanya ke Beta tentang status percintaan Rindu.
"Ok gapapa kok. Aku juga minta maaf" jawab Rindu.
"Hmm..sudah dulu ya, ibuku pulang, aku mau buka pintu dulu. Assalamualaikum" ujarku berbohong untuk mengakhiri percakapan menyakitkan ini.
"Ok. Waalaikumsalam" jawab Rindu.
Aku kembali ke kamar dan mengurung diri hingga malam, aku hanya keluar kamar untuk makan malam. Aku duduk termenung di balkon kamar, menatap langit malam itu, gelap... segelap hatiku.
Lengkap sudah penderitaanku ketika mendengar lirik yang amat kukenal mengalun dari radioku.
"Mungkin aku bukan pujangga yang pandai merangkai kata. Ku tak slalu kirimkan bunga tuk ungkapkan hatiku. Mungkin aku takkan pernah memberi intan permata, mungkin aku tak selalu ada di dekatmu."
Yups, hari ini aku gagal memiliki cinta, karena aku Bukan Pujangga eh salah karena si dia sudah ada yang punya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI