•Generasi Seni: Generasi ketiga pelukis wayang kaca setelah Diah dan anak-anaknya
•Pengalaman
Berkiprah:
  • Sejak sekitar tahun 1980, Arnawa sudah menekuni seni lukis wayang kaca. Â
  • Ia membuat karya setiap hari, baik ada pesanan maupun tidak, tetapi tetap mempertahankan kreasi pribadi.
  • Teknik khasnya tetap merujuk pada tradisi keluarga: melukis dari belakang kaca (reverse glass painting), melapisi warna secara bertahap (ngawi), dan menerapkan goresan detail. Â
  • Dia menerima pesanan lukisan tema Ramayana, Mahabharata, dan motif pewayangan lainnya, tetapi tetap dengan gaya dan tekniknya sendiri. Â
  • Proses pembuatan tergantung ukuran: untuk kaca ukuran 30×40 cm bisa memakan waktu sekitar 5 hari, sedangkan ukuran satu meter bisa mencapai 25 hari atau lebih. Â
  • Harga karya seni bisa bervariasi dari Rp 1 juta hingga puluhan juta, bergantung ukuran, detail, dan kompleksitas motif. Â
  • Selain berkarya, Arnawa juga aktif dalam pameran seni, baik di Ubud, Bali maupun pameran daerah Buleleng. Namun tantangan terbesar baginya adalah aspek pemasaran karya. Â
•Karakter Artistik dan Filosofi: Arnawa menggambarkan bahwa keunikan wayang kaca terletak pada teknik melukis terbalik dan perpaduan unsur gagah, detail, serta karakter tokoh pewayangan. Bagi Arnawa, seni ini bukan hanya lukisan semata tetapi warisan budaya yang harus dijaga dan ditransformasikan. Â