3.Penguatan pemasaran digital memanfaatkan platform media sosial, toko daring, galeri virtual agar karya dapat dikenal dan dijual lintas daerah atau negara.
4.Pelatihan dan regenerasi program pembinaan bagi generasi muda agar mau belajar teknik kaca dan melukis, agar tak punah.
5.Kolaborasi dan dukungan kelembagaan pemerintah daerah, lembaga seni, universitas dan komunitas budaya bisa berperan memfasilitasi pameran, branding desa, dan program insentif bagi seniman.
Salah satu bukti langkah nyata adalah pengajuan dan penerimaan status Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) pada 2020, yang memberi pengakuan formal terhadap seni lukis kaca Nagasepaha.
Namun pengakuan itu bukan akhir, melainkan awal jalan panjang untuk melanjutkan regenerasi dan adaptasi.
Refleksi, Harapan, dan Arah Ke Depan
Refleksi: Melestarikan Lebih dari Bentuk
Seni lukis wayang kaca bukan sekadar lukisan di kaca, tetapi warisan jiwa dan sejarah Bali Utara. Ia menyatukan estetika, filosofi, dan identitas. Generasi seperti Arnawa menjadi jembatan antara akar leluhur dan tantangan modernitas.
Namun pelestarian tidak otomatis terjadi. Butuh kesadaran kolektif dari masyarakat, pemerintah, dan generasi muda agar seni ini tetap hidup dan berkembang.
Harapan
•Regenerasi aktif: Lebih banyak pemuda desa yang tertarik belajar teknik kaca dan melukis, didukung oleh pembinaan dan apresiasi.