Mohon tunggu...
Lailatul Q
Lailatul Q Mohon Tunggu... Freelancer - blogger

Guru, Blogger, Traveller

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Mencintai dan Menjaga Pasangan dengan Ini

1 Agustus 2021   08:30 Diperbarui: 1 Agustus 2021   08:33 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Belakangan saya tahu beberpa dari daftar nama yang abah bacakan setiap hari ternyata salah satunya adalah saudara Anam di Madura. Beberapa hari setelahnya, orang itu datang lagi dan bermaksud menjodohkan saya dengan keponakannya. Saya mulai khawatir dengan komitmen saya. Akhirnya saya kembali curhat pada Tuhan saya katakan bahwa saya ingin Anam bukan yang lain.

Suatu pagi saya membuatkan teh untuk Abah dan Umi. Lalu saya niatkan dalam hati, ya Allah jika perbuatan saya ini engkau nilai baik, saya jadikan ini sebagai wasilah terkabulnya do'a-do'a saya untuk hidup bersama Anam.

Hal seperti itu saya lakukan setiap kali melakukan hal yang saya nilai baik. Bukankah birrul wa lidaini ihsana bisa menjadi jalan pembuka atas terkabulnya do'a yang telah saya tanamkan di hati? Bukankah itu janji Tuhan? Lalu mengapa mesti khawatir? Ah,,,

Saat sudah lulus dari pondok, saya diminta Abah untuk mengajar kitab Tafsir al-Quran di pesantren. Lagi hal itu saya niatkan untuk menjadi wasilah terkabulnya do'a saya. Saya meyakini setiap sesuatu butuh perantara, dan hal positif hanya bisa dicapai dengan perantara yang positif untuk hasil yang barokah.

Akhirnya..

Sejauh ini saya masih rajin khusushan fatihah untuk Abah dan Umi. Semoga hati beliau dibukakan untuk kemudahan jalan cinta saya bersama Anam.

Sejak kecil, Abah mendidik saya untuk istiqamah terhadap pilihan. Me-request harapan-harapan saat malam hari melalui do'a dan menjemputnya saat pagi tiba. Itu pesan Abah. Sekarang saya benar-benar mengaplikasikannya dan berharap Tuhan berkenan mengabulkan. 

Satu bulan sebelum masa dua tahun habis, saya gelisah. Pertanyaan muncul tanpa bisa saya kendalikan. Siapa sebenarnya manusia itu? Kenapa saya begitu yakin dengannya? akankah dia menepati janjinya? Ya Allah, segala yang berada di luar batas kemampuan, saya pasrahkan sepenuhnya kepada-Mu untuk menyelesaikannya.

Belum pernah saya berdo'a demikian khusyu' setelah qiyamullail. Saya ragu antara siap dan tidak menghadapi segala konsekuensi.

Esok paginya Anam menghubungi, setelah bertegur sapa dan bertanya kabar. Dengan sopan saya berkata, "jika bulan depan tidak datang, saya menikah dengan orang lain. Itu sudah keputusan Abah". Dia berjanji untuk datang sebulan setelah ini.

Harap-harap cemas saya menunggunya. Satu bulan bahkan terasa lebih lama dari pada enam tahun saya di pondok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun