Jokowi pun memberi contoh kepada rakyatnya bagaimana seharusnya bekerja keras siang dan malam. Dengan tak kenal Lelah, Jokowi membangun infrastruktur masif di seluruh negeri  termasuk pintu gerbang masuk NKRI di perbatasan dengan Malaysia, Timor Leste dan Papua Nugini.
Wajah Indonesia dulu di perbatasan negara tetangga, jorok, sarang tikus, ular dan kodok. Pintu gerbang masuk NKRI menjadi bahan ejekan negara tetangga. Berkat sentuhan Jokowi, pintu gerbang masuk ke Indonesia dari negara tetangga telah disulap megah. Dan kini menjadi tempat favorit untuk berselfi-ria warga negara tetangga. Hinaan warga negara tetangga dibalas dengan membangun.
Nama Jokowi semakin harum. Dengan strateginya, ia sukses menangani gelombang  Covid-19 di Indonesia tanpa harus mengorbankan ekonomi. Tak heran WHO dan dunia kerap mendengar pengalaman Jokowi dalam menangani Covid-19.
Kini di bulan November 2021, jumlah penderita aktif Covid di Indonesia sudah berada pada angka 10 ribuan dan jumlah yang terpapar setiap hari sudah di bawah seribu orang.
Tentu tidak gampang mengatur ratusan juta orang Indonesia agar taat pada prokes terkait Covid. Namun dengan usaha keras, Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi, berhasil menekan penularan Covid-19. Sementara di negara lain, angka penularan Covid kembali  melambung tinggi.
Suara Jokowi tentu bukan hanya didengar soal pengendalian Covid. Suaranya juga didengar terkait politik, menggandeng lawan sekaligus menghantam lawan, termasuk memerangi radikalisme dan terorisme. Ia didengar terkait pembangunan infrastruktur, pemberantasan korupsi, demokrasi, persatuan dan pengentasan kemiskinan.
Jika Jokowi  masuk dalam jajaran tokoh Muslim paling berpengaruh di tahun 2022 dan dipilih sebagai pemimpin G-20 saat ini,  itu karena dia punya jejak gemilang sebagai pemimpin negara besar dan negara yang sangat berpotensi menjadi negara maju. Suaranya didengar karena ia adalah sosok yang sukses. Dan bukan hanya sekedar suara kentut.
Contoh dari suara-suara kentut bisa didengar nyaring dari lawan-lawan politik Jokowi. Suara berisik ala Rizal Ramli, Refli Harun, Rocky Gerung, Fadli Zon, Amin Rais, tidak ada ubahnya suara kentut bagi orang lain. Saat mereka berbicara tentang kepemimpinan, demokrasi, bisnis dan politik, suara merekapun terdengar bagaikan kentut. Bau busuk dan dijauhi orang. Alasannya jelas. Mereka belum sukses.
Semoga tulisan ini, tidak terlalu berbau busuk seperti bau kentut bagi pembacanya karena penulisnya masih belum juga sukses.
Salam Kompasiana, Asaaro Lahagu